JAKARTA, KOMPAS.com - Industri perbankan sudah mengumumkan kinerja kuartal I-2021 sejak awal April kemarin.
Hingga saat ini, tercatat tiga bank besar, yakni Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Central Asia (BCA) telah melaporkan perolehan laba bersih yang didulang pada tiga bulan pertama tahun ini.
Sementara itu, bank dengan aset terbesar di di Indonesia, Bank Rakyat Indonesia (BRI) masih belum mengumumkan hasil kinerja kuartalannya karena masih melalui proses audit.
Baca juga: Ini 10 Bank di Indonesia dengan Pertumbuhan Laba Tertinggi Sepanjang 2020
Lantas, dari ketiga bank yang sudah mengumumkan hasil realisasinya itu siapa yang memiliki kinerja paling baik?
Dari perolehan laba bersih, BCA masih memimpin dari bank-bank lain.
Tercatat bank swasta terbesar itu membukukan laba bersih sebesar Rp 7 triliun.
BCA pun menjadi satu-satunya bank di daftar ini yang mampu mencatatkan pertumbuhan laba bersih, yakni sebesar 7 persen secara year on year (yoy).
Pertumbuhan laba bersih itu ditopang oleh penempatan pada obligasi korporasi yang meningkat sebesar 6,9 persen dibandingkan posisi Desember 2020.
Baca juga: Kuartal I-2021, Laba Bersih BCA Tumbuh 7 Persen Jadi Rp 7 Triliun
Dari sisi penyaluran kredit, realisasinya masih terkoreksi menjadi Rp 586,8 triliun hingga akhir Maret 2021.
Kredit korporasi mencapai Rp 262,6 triliun pada Maret 2021, naik 0,9 persen secara tahunan.
Selanjutnya, kredit komersial dan UKM turun 6,4 persen menjadi Rp 178,9 triliun.
Adapun total kredit konsumer terkontraksi 10 persen menjadi Rp 139,5 triliun.
Pada portofolio kredit konsumer, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) turun 3,4 persen menjadi Rp 89,4 triliun, serta Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) berkurang 23,7 persen menjadi Rp 36 triliun.
Baca juga: Jelang Lebaran, BCA Siapkan Uang Tunai Rp 53 Triliun
Dari sisi dana pihak ketiga, BCA melaporkam, current account and savings account (CASA) naik 15,4 persen secara tahunan mencapai Rp 655,8 triliun, berkontribusi bagi kenaikan total dana pihak ketiga yang sebesar 14,6 persen menjadi Rp 849,4 triliun.
Sementara itu, deposito berjangka meningkat 12,2 persen secara tahunan menjadi Rp 193,6 triliun.