Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KURASI KOMPASIANA] Salam Tempel Jangan Sampai Jadi Budaya Meminta-minta

Kompas.com - 11/05/2021, 15:03 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Salah satu momen paling dinanti-nanti oleh anak-anak pada umumnya saat lebaran adalah salam tempel.

Tradisi tersebut adalah ketika anak-anak ini mendapat sedikit 'bingkisan' dari para sanak saudara berupa uang.

Namun kini tradisi salam tempel mendapat pertentangan dari orangtua. Sebab tradisi ini dapat membuat anak-anak salah mengerti mengenai momentum lebaran.

Akan tetapi, tanpa perlu menghilangkan tradisinya, kebiasaan salam tempel dalam wujud uang kini bisa kita ganti dalam bentuk lain, seperti mainan atau parcel.

Berikut ini konten-konten menarik dan populer di Kompasiana terkait budaya salam tempel:

1. Mengapa Saya Kurang Setuju dengan Tradisi Salam Tempel untuk Anak-anak

Kompasianer Irmina Gultom menilai tradisi salam tempel ini sedikit banyak memberikan efek yang tidak baik terhadap pemahaman anak-anak. Apa saja itu?

Pertama, katanya, anak-anak tidak menghayati makna sebenarnya dari suatu acara. Ketika ada tradisi salam tempel, yang diingat anak-anak ya bisa jadi hanya salam tempelnya. Mereka tidak fokus pada silaturahmi dengan keluarganya. Padahal anak-anak juga perlu membangun bonding dengan kerabatnya yang lain.

Kedua, berpotensi menimbulkan watak materialistis. (Baca selengkapnya)

2. Jangan Sampai Tradisi Salam Tempel Jadi Budaya Meminta-minta

Sebenarnya kesalehan sosial melalui tradisi salam tempel tidaklah buruk namun memiliki sisi yang kontradiktif, menurut Kompasianer Imam Miladi.

Di satu sisi, dikatakan dia, membiasakan anak-anak menerima salam tempel dikhawatirkan dapat menanamkan benih jiwa meminta-minta. Saat lebaran tiba mereka hanya memikirkan salam tempelnya. Bukan pembelajaran untuk menyambung tali silaturahim dengan saling berkunjung ke kerabat dan tetangga.

"Bukan pula pembelajaran untuk bersikap menghormati hidangan yang sudah disajikan tuan rumah ketika mereka berkunjung," tulisnya. (Baca selengkapnya)

3. "Penghasilan" Minim tapi Lebih Bahagia, Aku Bisa!

Kompasianer Syarifah Lestari memetik hikmah tersendiri terkait budaya salam tempel yang kemudian ia terapkan kepada anak-anaknya.

Menurut dia, yang pertama, jangan sebutkan angka nominal yang didapat di depan anak lain. Sebab bisa jadi anak tersebut tidak seberuntung dirinya ataupun anaknya.

Kedua, dia tak ingin menjadikan lebaran sebagai momen meminta-minta. Dia membiarkan anak-anaknya menolak amplop pemberian orang.

Dan ketiga, uang anak adalah hak anak. "Tugas orangtua adalah mengawal agar uang tersebut digunakan untuk hal yang bermanfaat," tulisnya. (Baca selengkapnya)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com