IHSG Ditutup di Zona Merah Jelang Lebaran, Rupiah Stagnan

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi atau berada di zona merah pada Selasa (11/5/2021). Berdasarkan data RTI, IHSG mengalami penurunan 37,4 poin atau 0,63 persen ke level 5.938,35.

Sebanyak 153 saham menguat, 321 melemah, dan 170 saham tak mengalami perubahan. Nilai total transaksi perdagangan yang diperoleh sebesar Rp 9,44 triliun dari 14,58 miliar lembar saham yang diperjualbelikan.

Kali ini, investor asing memilih untuk melakukan aksi jual di seluruh pasar modal yang mencapai Rp 60,23 miliar.

Baca juga: Indonesia Kirim 1.400 Tabung Oksigen ke India

Menurut Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta Utama, pelemahan IHSG hari ini disebabkan perkembangan mutasi Covid-19 yang membuat para pelaku pasar khawatir.

"Sepinya transaksi menjelang Hari Raya Idul Fitri. Penjualan Ritel Indonesia year on year per Maret masih mengalami kontraksi yakni pada angka minus 14,6 persen. Adanya kekhawatiran terjadinya percepatan laju inflasi di AS serta kebijakan Biden (Presiden AS) dalam menaikkan pajak korporasi," ujarnya kepada Kompas.com.

Ada saham-saham yang dijual oleh investor asing hari ini antara lain BBRI, INKP, SMMA, AMRT, dan TKIM. Sedangkan saham yang diburu oleh investor asing antara lain BBCA, ANTM, MDKA, MKPI, dan TBIG.

Sementara itu saham yang masuk kategori top losers diantaranya TPIA turun 4,12 persen ke level harga Rp 8.725, JPFA turun 3,83 persen ke Rp 2.010, SMRA turun 3,13 persen ke Rp 930, BTPS turun 2,80 persen ke Rp 3.130, ASII turun 2,79 persen ke 5.225.

Sementara saham masuk top gainers yaitu ITMG naik 4,25 persen, INCO naik 1,37 persen, TBIG naik 1,16 persen, CPIN naik 1,14 persen, dan BBCA naik 0,93 persen.

Sedangkan di pasar spot, posisi kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) pada hari ini tak mengalami perubahan atau stagnan. Dikutip dari Bloomberg, posisi kurs rupiah tetap berada di Rp 14.197 per dollar AS, sama seperti hari sebelumnya.

Baca juga: Perusahaan Ini Bayar Orang untuk Tidur Siang Rp 21 Juta, Minat?

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.