Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hipmi: Geliat Ekonomi di Idul Fitri Jadi Momentum RI Keluar Resesi

Kompas.com - 13/05/2021, 16:21 WIB
Yohana Artha Uly,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) menilai perayaan Idul Fitri menjadi momentum bagi Indonesia untuk keluar dari jurang resesi ekonomi.

Lantaran, pada periode ini konsumsi masyarakat akan meningkat pesat.

Ketua Bidang Keuangan dan Perbankan BPP HIPMI Ajib Hamdani mengatakan, pada Lebaran terdapat momentum terjadinya kegiatan ekonomi yang melonjak, di mana masyarakat membelanjakan uang dan terjadi puncak transaksi ekonomi.

Baca juga: RI Masih Resesi, Pertumbuhan Ekonomi Minus 0,74 Persen pada Kuartal I-2021

"Idul Fitri ini menjadi bagian momentum yang harus terkelola dengan baik. Idul Fitri dalam geliat ekonominya, menjadi momentum untuk keluar dari resesi," ujar Ajib dalam keterangan tertulis, Kamis (13/5/2021).

Peningkatan konsumsi saat Lebaran membuat perputaran uang naik signifikan dan menjadi daya ungkit perputaran ekonomi secara makro.

Terutama dengan mengalirnya dana tunjangan hari raya (THR).

Ajib bilang, berdasarkan data pemerintah menunjukkan bahwa terjadi perputaran dana THR berkisar Rp 150 triliun.

Bila disandingkan dengan data produk domestik bruto (PDB) tahun 2020 yang sebesar Rp 15.434,2 triliun, maka dana putaran THR memberikan kontribusi sebesar 1 persen dari PDB.

Baca juga: RI Masih Resesi Bikin IHSG Anjlok, Rupiah Malah Menguat

Melihat perhitungan itu, imbuh dia, maka tak heran jika pemerintah menyarankan agar masyarakat membelanjakan alokasi THR yang ada, terutama belanja untuk komoditas produksi dalam negeri.

"Harapannya tentu untuk memberikan multiplier effect (efek berganda), terutama tumbuhnya UKM di Indonesia, karena UKM menopang lebih dari 60 persen PDB," ungkap Ajib.

Di sisi lain, pergerakan pertumbuhan ekonomi kuartal I-2021 masih terkonstraksi sebesar -0,74 persen, yang sekaligus memperpanjang periode Indonesia berada di jurang resesi.

Namun, dengan data negatif yang masih berjalan itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempunyai harapan dan orientasi ekonomi pada kuartal II-2020 bisa melejit di kisaran 7 persen.

Menurut Ajib, target itu sangat menantang dan untuk merealisasikannya perlu dorongan dari sisi regulasi secara total.

Baca juga: Kuartal I Masih Resesi, Pemerintah Proyeksi Ekonomi -0,6 hingga -0,9 Persen

Sebab, ekonomi cenderung tidak bisa dibiarkan berjalan alamiah dengan target yang begitu tinggi.

"Apalagi, jangan sampai pemerintah mengeluarkan regulasi yang kontraproduktif terhadap sentimen ekonomi di lapangan, misalnya opsi menaikkan tarif pajak," jelas dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com