Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Dinobatkan Kota Paling Terdampak Bahaya Lingkungan, Ini Saran Susi Pudjiastuti

Kompas.com - 15/05/2021, 15:01 WIB
Ade Miranti Karunia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Eks Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menanggapi terkait Jakarta yang dinobatkan sebagai kota dengan risiko lingkungan tertinggi di dunia.

Ada saran yang menurut dia bisa mengurangi risiko tersebut, yakni menanam pohon sepanjang Jakarta hingga mengeruk aliran sungai agar tidak menyebabkan banjir.

Pasalnya, Jakarta diprediksi bakal tenggelam pada tahun 2050 mendatang.

Baca juga: Menteri Trenggono Bertemu Susi Pudjiastuti, Apa yang Dibahas?

"Setiap rumah di Jakarta tanam pohon, break water dibuat, hulu sekitar puncak dan Bogor dihijaukan, sepadan sungai DAS dihijaukan. Pengerukan dijalankan setiap tahun, polutan sungai dihentikan, disiplin hukum yang tidak patuh," ujar Susi melalui akun Twitter resminya, Sabtu (15/5/2021).

Dilansir dari CNBC, memberitakan bahwa kota-kota di Asia bakal menghadapi risiko terbesar dari bahaya lingkungan, termasuk panas ekstrem, perubahan iklim, dan bencana alam.

Menurut laporan baru dari Verisk Maplecroft, dari 100 kota yang paling berisiko, 99 di antaranya berada di Asia, 37 di China dan 43 di India.

Secara global, laporan tersebut menemukan 414 kota di seluruh dunia, dengan populasi masing-masing lebih dari 1 juta rentan terhadap risiko lingkungan.

Secara kolektif, kota-kota itu adalah rumah bagi 1,4 miliar orang.

Baca juga: 53 Prajurit Awak KRI Nanggala 402 Gugur, Susi Pudjiastuti Sampaikan Duka Mendalam

Berikut adalah kota-kota paling berisiko di dunia berdasarkan pengamatan Verisk Maplecroft:

1. Jakarta, Indonesia

2. Delhi, India

3. Chennai, India

4. Surabaya, Indonesia

5. Chandigarh, India

6. Agra, India

7. Meerut, India

8. Bandung, Indonesia

9. Aligarh, India

10. Kanpur, India

 

Baca juga: Jakarta Duduki Posisi Pertama di Dunia sebagai Kota Paling Terdampak Bahaya Lingkungan

Ibu Kota Indonesia, Jakarta, dinobatkan sebagai kota paling berisiko secara global karena polusi udara yang parah, sebut laporan itu.

Ia juga menghadapi ancaman dari banjir dan aktivitas seismik.

Kota berpenduduk sekitar 10 juta orang ini dilaporkan sebagai salah satu kota yang paling cepat tenggelam di dunia.

Pada 2019, Presiden Joko Widodo membeberkan rencana pemindahan Ibu Kota Indonesia dari Jakarta ke Pulau Kalimantan.

Namun, proyek itu terhenti akibat merebaknya pandemi Covid-19.

Baca juga: Berantas Cantrang Cs, Menteri Trenggono Bakal Sebar Alat Tangkap Ramah Lingkungan

Disusul India, seperti Delhi, Chennai, Jaipur, Lucknow, Bengaluru, dan Mumbai yang termasuk diantara 30 tempat teratas yang paling berisiko.

Ditambah lagi, adanya darurat kesehatan yang terjadi di sana atau disebut "tsunami Covid-19".

Laporan itu juga mencatat, pada 2019, polusi udara yang buruk di India menyebabkan satu dari lima kematian serta berdampak terhadap kerugian ekonomi sebesar 36 miliar dollar AS.

Sementara itu polusi air, menyebabkan 400.000 kematian setiap tahun di negara itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Inflasi Medis Kerek Harga Premi Asuransi Kesehatan hingga 20 Persen

Inflasi Medis Kerek Harga Premi Asuransi Kesehatan hingga 20 Persen

Whats New
Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Whats New
Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Whats New
Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Whats New
Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Work Smart
Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Earn Smart
Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Whats New
Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Earn Smart
Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Earn Smart
Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Whats New
Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com