Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[TREN WISATA KOMPASIANA] Macau Bukan Sekadar Tempat Berjudi | Urban Tourism, Tren Global yang Jadi Peluang Lokal | "Traveling" Hemat ke Jerman Selama Corona

Kompas.com - 17/05/2021, 23:05 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Salah satu destinasi yang harus dikunjungi apabila kamu berkunjung ke China adalah Macau.

Macau adalah primadona bagi para pelancong sejak lama. Di sana kamu bisa melihat indahnya perpaduan budaya Asia dan Portugis.

Lokasi Macau sendiri terletak di tepi barat Sungai Pearl Delta, di selatan Provinsi Guangdong, China.

Memang, sejauh ini Macau terkenal sebagai salah satu lokasi perjudian terbesar di dunia. Tak sedikit yang menyebut "Las Vegas of Asia".

Sebutan itu tak lain karena banyaknya Casino dan tempat berjudi mewah yang tersebar di seluruh kota. Macau sangat terkenal dengan "Gambling Tourism" atau wisata berjudinya.

Tetapi, kalau kita telusuri lebih dalam, Macau tidak hanya wisata berjudinya saja, masih ada yang menarik lainnya di sana.

Selain tentang destinasi Macau, ada juga mengenai urban tourism sebagai tren global yang jadi peluang lokal dan "traveling" hemat ke Jerman selama corona.

Berikut konten-konten menarik dan populer kanal Wisata di Kompasiana:

1. Macau, Bukan Sekadar Tempat Berjudi

Banyak sekali situs budaya di Macau yang bisa dilihat. Dari bangunan lama, rumah tradisional Portugis, patung pahatan ala Roma, sampai air mancur keramik. Semua dapat dilihat selagi kita berjalan santai di kota Macau.

Kompasianer Alexander Fiandre Readi berbagi pengalamannya selama di Macau. Menurut dia, wisata kuliner di Macau tidak boleh dilewatkan dan sangat bisa dinikmati.

Dikatakan dia, kebanyakan wisatawan pasti mencari Portuguese Egg Tart atau bahasa Portugisnya Pastel de Nata.

Akan tetapi, egg tart sudah terlalu sepertinya sudah terlalu mainstream. Diceritakan dia, ada makanan yang biasanya jarang dicoba oleh wisatawan, yaitu makanan tradisional Portugis. Namanya adalah Bacalhau. (Baca selengkapnya)

2. Urban Tourism, Tren Global yang Jadi Peluang Lokal

Kompasianer Bergman Siahaan berpendapat urban tourism atau wisata perkotaan semakin sering terdengar belakangan ini.

Wisata perkotaan merupakan fenomena global yang semakin berkembang pesat. Para ahli memperkirakan jumlahnya akan terus meningkat.

Pertumbuhan wisata perkotaan didorong oleh kekuatan spasial, sosial, ekonomi dan teknologi. Proses urbanisasi di seluruh dunia menyebabkan bertambahnya jumlah orang yang tinggal di kota.

"Gaya hidup kaum milenial yang akrab dengan media sosial turut mendorong pertumbuhan pariwisata perkotaan. Generasi ini sering berkunjung hanya untuk berswafoto di tempat-tempat yang fenomenal yang memiliki sensasi," tulis Bergman. (Baca selengkapnya)

3. "Traveling" Hemat ke Jerman Selama Corona

Selama masa pandemi, kegiatan traveling ke negeri lain kerap ditunda demi menjaga kesehatan. Akan tetapi, Kompasianer Nana Marcecilia punya cara lain untuk tetap bisa traveling tanpa harus khawatir pandemi.

Salah satu caranya adalah dengan travel virtual. Cara ini ditawarkan kepada orang-orang yang membutuhkan suasana baru, tapi tidak bisa ke mana-mana.

Menurut Nana, cara ini sangat menarik. Sebab, kocek yang dikeluarkan tidak terlalu besar, tanpa harus keluar rumah, dan setidaknya bisa menyegarkan kembali pikiran bagi yang sudah sangat jenuh berada di rumah.

Selain itu, dia beberapa waktu lalu, menemukan satu channel YouTube, Hayao, yang merekomendasikan cara travel yang asyik tanpa mesti bepergian.

Menurut dia Hayao sangat suka traveling ke negara lain. Namun di masa pandemi ini, ia melakukan traveling dengan melihat foto-foto yang menarik dari satu negara yang ingin ia kunjungi dan melakukan make over dapurnya.

"Sehingga dia merasakan dirinya seakan sedang berada di negeri yang ia "kunjungi" melalui buku," tulis dia. (Baca selengkapnya) (IBS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com