Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Melonjak 29,5 Dollar AS, Ini Sebabnya

Kompas.com - 18/05/2021, 07:38 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber Antara

CHICAGO, KOMPAS.com - Harga emas melonjak ke level tertinggi lebih dari tiga bulan pada akhir perdagangan Senin (18/5/2021) waktu setempat (Selasa pagi WIB), sekaligus memperpanjang kenaikan untuk hari ketiga berturut-turut,

Menguatnya harga logam mulia ini ditopang masih lemahnya imbal hasil obligasi pemerintah AS dan penurunan harga saham akibat kekhawatiran inflasi

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, melonjak 29,5 dollar AS atau 1,6 persen ditutup pada 1.867,60 dollar AS per ounce.

Baca juga: 5 Tips Investasi Emas untuk Investor Pemula

Akhir pekan lalu, Jumat (14/5/2021), emas berjangka menguat 14,1 dollar AS atau 0,77 persen menjadi 1.838,10 dollar AS per ounce. Emas berjangka juga naik 1,2 dollar AS atau 0,07 persen menjadi 1.824,00 dollar AS pada Kamis (13/5/2021).

"Ada pelarian untuk keluar dari pasar ekuitas ... dan antisipasi bahwa kita akan terus melihat tren angka inflasi yang jauh lebih kuat di masa mendatang," kata Jeffrey Sica, pendiri Circle Squared Alternative Investments.

"Imbal hasil obligasi pemerintah akan tetap di mana mereka berada, dan itu akan semakin meningkatkan kemungkinan investor memilih emas," tambah dia.

Pasar ekuitas global merosot karena tekanan inflasi menekan permintaan untuk aset-aset berisiko. Data minggu lalu menunjukkan harga-harga produsen AS naik lebih dari yang diperkirakan pada April.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan melemah, mengurangi peluang kerugian memegang emas yang tanpa suku bunga.

Investor sekarang menunggu risalah pertemuan terakhir Federal Reserve AS, yang dijadwalkan pada Rabu (19/5/2021), untuk petunjuk lebih lanjut tentang kebijakan moneter bank sentral AS dan komentar mereka tentang inflasi.

"The Fed akan terus berpegang pada anggapan bahwa kenaikan inflasi lebih berkaitan dengan pembukaan kembali ekonomi daripada dengan inflasi riil," kata Sica.

Emas dipandang sebagai lindung nilai terhadap kenaikan inflasi.

Pada catatan teknis, pasar emas telah menembus rata-rata pergerakan 200 hari dan itu mendukung harga lebih lanjut, kata Eli Tesfaye, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.

Data suram juga mendukung emas ketika Federal Reserve New York menempatkan indeks manufaktur Empire State atau negara bagian New York di 24,3 untuk Mei, turun dari 26,3 pada April dan lebih lemah dari yang diperkirakan.

Baca juga: Harga Emas Dunia Diprediksi Tembus 2.075 Dollar AS Per Ounce

Wakil Ketua Federal Reserve Richard Clarida mengatakan dalam pidatonya di konferensi pasar keuangan Federal Reserve Atlanta pada Senin (17/5/2021) bahwa dia tidak yakin saat ini tepat untuk menaikkan suku bunga karena ekonomi AS belum membuat "kemajuan lebih lanjut yang substansial."

Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 90,9 sen atau 3,32 persen ditutup pada 28,274 dollar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 21,7 dollar AS atau 1,77 persen menjadi 1.244,50 dollar AS.

Sementara saham-saham di Wall Street Senin waktu setempat berakhir melemah terbebani oleh sektor teknologi yang mendapat tekanan karena tanda-tanda kenaikan inflasi mengkhawatirkan investor tentang potensi kebijakan moneter yang lebih ketat.

Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 56,12 poin atau 0,16 persen ditutup pada 34.326,01, indeks S&P 500 turun 10,42 poin atau 0,25 persen menjadi 4.163,43, dan Nasdaq Composite berkurang 50,93 poin atau 0,38 persen ke posisi 13.379,05.

Baca juga: Naik Rp 4.000 Usai Libur Lebaran, Ini Rincian Harga Emas Antam Terbaru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com