Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Mana Hamas Mendapatkan Uang?

Kompas.com - 18/05/2021, 15:12 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Hamas atau Harakat Al-Muqawamah Al-Islamiyah yang memiliki arti gerakan perlawanan adalah salah satu kubu terpenting dalam sejarah perjuangan Palestina.

Tujuan utama berdirinya Hamas yakni kemerdekaan Palestina. Organisasi ini mulai berdiri sejak tahun 1987 atau saat awal perjuangan lewat intifadah melawan aneksasi wilayah Palestina oleh Israel.

Awalnya, Hamas lahir sebagai tandingan kelompok nasionalis Fatah dengan sayap organisasinya, Palestine Liberation Organization (PLO). Kedua organisasi itu sama-sama memperjuangkan kemerdekaan, tetapi dengan cara yang berbeda-beda. 

Hamas juga melaksanakan program kesejahteraan sosial bagi rakyat Palestina, seperti pendidikan dan kesehatan. Bahkan, sejak 2005, ketika Israel menarik pasukan dan pemukimnya dari Gaza, Hamas terlibat dalam proses politik Palestina.

Baca juga: Mengapa Israel Begitu Kaya Raya?

Hamas memenangi pemilihan umum legislatif pada 2006, kemudian menguatkan kendalinya di Gaza serta mendepak rivalnya, gerakan Fatah pimpinan Presiden Mahmoud Abbas.

Lalu, dari mana sumber pendanaan Hamas?

Dikutip dari DW, Selasa (18/5/2021), banyak negara menjadi donatur rutin bagi Hamas. Salah satunya Qatar. Negara Teluk itu merupakan negara pendukung penting bagi keuangan Hamas.

Emir Qatar, Sheik Hamad bin Khalifa al-Thani, adalah pemimpin negara pertama yang mengunjungi pemerintahan Hamas pada tahun 2012.

Menurut laporan, pemimpin Qatar itu mendonasikan dana sebesar 1,8 miliar dollar AS ke Hamas. Hamas juga diketahui mendapatkan dukungan dari Turki selama masa pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Baca juga: Mahalnya Iron Dome, Teknologi Israel Penghalau Roket Hamas

Presiden Turki itu dalam beberapa kesempatan menyatakan dukungannya kepada Ismail Haniyeh, pemimpin Hamas saat ini.

Tak hanya dari negara pendukung, Hamas juga diketahui mendapatkan aliran dana dari organisasi di luar pemerintahan (NGO). Harian Jerman, Der Spiegel, menyebutkan, beberapa lembaga donor Hamas di antaranya diketahui berbasis di Jerman.

Sementara itu, dalam laporan yang dikutip dari Forbes, sumbangan lainnya datang dari Arab Saudi hingga Iran.

Mantan Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdulaziz pernah ikut menyumbang sebesar 8 juta dollar AS. Kontribusi pemimpin Saudi itu merupakan bagian dari penggalangan dana sebesar 26,7 juta dollar AS untuk mendukung kemerdekaan Palestina.

Baca juga: Seperti Apa Kehidupan Ekonomi Warga Palestina?

Kelola dana kemanusiaan

Sementara dalam kaitannya untuk pembangunan di Palestina, otoritas Palestina yang saat ini dikendalikan Hamas juga mengelola dana kemanusiaan dari sejumlah negara donor.

Menurut Forbes, pada 2008, Uni Eropa menjanjikan dana lebih dari 4 juta dollar AS untuk keperluan bantuan kemanusiaan. Selain itu, dana bantuan kemanusiaan juga datang dari masing-masing negara anggota Uni Eropa yang disalurkan secara langsung.

Jepang pernah menjanjikan dana bantuan Palestina sebesar 10 juta dollar AS, India sebesar 1 juta dollar AS, Norwegia sebesar 4,5 juta dollar AS, dan Australia sebesar 3,5 juta dollar AS.

Tak hanya bantuan berupa uang tunai, beberapa negara dan lembaga donor juga rutin mengirimkan bantuan berupa pasokan obat-obatan medis hingga tenaga kesehatan.

Baca juga: RI Ekspor Tepung Kelapa ke Israel

Transfer dari Israel

Namun, yang perlu diketahui, Israel yang jadi musuh Hamas juga rutin mengirimkan dana ke Palestina untuk keperluan roda pemerintahan, seperti pembayaran gaji. 

Dana yang dikirimkan Israel ke otoritas Palestina itu merupakan dana yang disimpan di perbankan Israel yang berasal dari pungutan pajak dan devisa ekspor milik Palestina.

Pada Februari 2019, Israel bahkan sempat menahan transfer uang pajak yang seharusnya dibayarkan ke otoritas Palestina sebesar 138 juta dollar AS.

Sesuai kesepakatan perdamaian beberapa tahun sebelumnya, Israel mengumpulkan pajak atas nama Palestina untuk kemudian ditransfer ke otoritas Palestina.

Namun, sering kali Israel menahan transfer uang pajak kepada otoritas Palestina sebagai bentuk tekanan. Lantaran tidak memiliki mata uang sendiri, dana tersebut ditransfer dalam bentuk mata uang Israel, shekel. 

Baca juga: Hubungan Dagang Turki-Israel Semakin Mesra di Bawah Erdogan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com