Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga Uno Ajak Pelaku Usaha Bikin Produk Ramah Lingkungan

Kompas.com - 18/05/2021, 15:22 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mendorong para pelaku usaha ekonomi kreatif untuk membuat produk dengan tren lingkungan yang berkelanjutan. Salah satunya seperti pada produk sepatu yakni bio sneakers.

Menurut Sandiaga, pandemi Covid-19 telah memaksa pelaku industri untuk melakukan reposisi yaitu dengan mengambil peluang dari tren yang ada saat ini. Tren tersebut adalah keberlanjutan lingkungan (suistainability).

"Salah satu yang jadi tren, dan saya sebut unstoppable tren, adalah tren terhadap keberlanjutan lingkungan. Menggabungkan antara produk ekonomi kreatif dan tren unstoppable, menurut saya itu sangat brilliant," ujar Sandi dalam peluncuran produk bio sneakers Node secara virtual, Selasa (18/5/2021).

Baca juga: Jadi CEO Grup GoTo, Ini Profil Andre Soelistyo

Ia pun mengapresiasi konsep yang produk sepatu yang diusung oleh Node sebagai bio sneakers asli buatan anak bangsa. Lantaran 95 persen komponen produk sepatu ini berbahan baku dari pohon dan serat alam lokal.

Dengan bahan baku yang berasal dari tanaman maka produk sepatu ini diyakini akan mudah terurai dan ramah lingkungan.

"Istilahnya kalau sepatu ini ditanam dalam tanah sekitar 1 tahun, mungkin sudah bisa terurai. Jadi brand Node ini kan, singkatannya no deforestation. Jadi ini anak muda yang benar-benar branding-nya itu dengan konsep berkelanjutan. Kami sangat mengapresiasi," ungkap dia.

Di sisi lain, Sandi menekankan, pentingnya untuk Node meningkatkan kapasitas produksi sepatunya guna mengantisipasi lonjakan permintaan. Terlebih produk ini akan mulai dikenalkan dalam ajang internasional di Paris, Perancis pada Oktober 2021 mendatang.

Ia bilang, berdasarkan pengalamannya terdahulu ketika bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempromosikan sebuah produk sepeda buatan lokal, pelaku usaha tersebut belum mampu memenuhi permintaan yang tinggi. Sehingga butuh waktu yang cukup lama untuk akhirnya mampu menyanggupi permintaan.

"Jadi tantangannya adalah scale up, memasukkan ke dalam sistem produksi, sehingga ketika nanti setelah masuk ke world fashion week di Paris, begitu masuk permintaannya maka bisa di penuhi," jelasnya.

Baca juga: Dari Mana Hamas Mendapatkan Uang?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com