Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turunkan Proyeksi, Morgan Stanley Nilai Pertumbuhan Ekonomi RI 2021 Tetap Ideal

Kompas.com - 18/05/2021, 16:33 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Morgan Stanley memproyeksi Indonesia tetap berada dalam fase goldilocks, meski pertumbuhan ekonomi direvisi turun dari 6,2 persen menjadi 4,5 persen.

Adapun fase goldilocks merujuk pada fase pertumbuhan ekonomi ideal, di mana PDB stabil dengan inflasi yang rendah.

Ekonom Asia Morgan Stanley Deyi Tan mengatakan, fase goldilocks bagi Indonesia ini dipengaruhi oleh penanganan pandemi Covid-19 sudah terkontrol, permintaan eksternal yang meningkat, dan kebijakan bank sentral AS yang masih dovish.

"Kami memprediksi ada fase goldilocks untuk Indonesia, yaitu dengan tren pertumbuhan PDB yang cepat, kenaikan inflasi namun tetap stabil, dan kebijakan yang umumnya tetap akomodatif pada tahun 2021," kata Deyi Tan dalam konferensi virtual, Selasa (18/5/2021).

Baca juga: Bank Indonesia Tegaskan Tidak Pernah Blokir Transfer Uang ke Palestina

Deyi menuturkan, pemulihan ekonomi Indonesia pada tahun 2021 akan banyak didorong oleh permintaan eksternal dan domestik.

Dari sisi eksternal, kondisi ekonomi makro secara global membaik, sehingga diproyeksi harga-harga komoditas akan melambung tinggi. Harga komoditas unggulan yang tinggi ini sangat kondusif untuk Indonesia sebagai produsennya.

Sementara permintaan domestik lebih banyak ditopang oleh beragam stimulus fiskal dan banyaknya target untuk menanggulangi virus.

"Hal ini membuat dampak ekonomi tidak akan separah kuartal-kuartal sebelumnya, meski tercatat masih ada gelombang pandemi lanjutan," sebut dia.

Di sisi lain, pemerintah tengah berupaya menyerap vaksin Covid-19 agar jumlah orang yang divaksin terus mengalami peningkatan hingga semester II tahun 2021. Targetnya tahun depan, sebanyak 181 juta jiwa sudah mendapat vaksinasi sehingga terbentuk herd immunity.

Baca juga: Indonesia Ternyata Rutin Impor Produk Israel, Apa Saja?

Kemudian, tingkat inflasi diprediksi pada zona relatif stabil, meski awalnya terjadi kenaikan. Tapi pihaknya yakin, pembuat kebijakan dalam hal ini Bank Indonesia tetap mempertahankan kebijakan akomodatif untuk mendukung pertumbuhan.

Apalagi saat ini, kebijakan bank sentral AS The Fed masih dovish dan diprediksi baru akan menaikkan suku bunga pada kuartal III 2023.

Hal ini menjaga kondisi likuiditas global tetap menguntungkan dan membantu Indonesia mengurangi defisit fiskalnya dan memungkinkan BI menahan suku bunga rendah lebih lama.

"Jadi kami meyakini, fase goldilocks akan tetap utuh untuk Indonesia, dengan tahap pemulihan yang didorong oleh peningkatan ekspor, kecepatan pengumpulan vaksin, adaptasi sektor swasta dengan kondisi normal baru, kebijakan tetap akomodatif, dan reformasi kebijakan yang meningkatkan prospek pertumbuhan," pungkasnya.

Baca juga: Dari Mana Hamas Mendapatkan Uang?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com