Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Sandal Jepit Swallow, Pabriknya Berdiri Sejak Tahun 1987

Kompas.com - 18/05/2021, 17:03 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Sandal jepit Swallow yang begitu akrab dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia ternyata diproduksi oleh perusahaan bernama PT Sinar Jaya Prakarsa.

Produk alas kaki legendaris ini memang mudah dijumpai di berbagai daerah di Indonesia, seolah sudah jadi andalan sebagian besar orang Indonesia untuk dipakai sehari-hari, baik di kota-kota besar maupun pelosok-pelosok desa.

Produsen sandal jepit Swallow adalah PT Sinar Jaya Prakarsa yang yang kantor pusatnya beralamat di Jalan Kamal Raya No 1, RT 7/ RW 9, Tegal Alur, Kalideres, DKI Jakarta.

Baca juga: Kisah di Balik Sandal Jepit Swallow, Alas Kaki Populer Asli Indonesia

PT Sinar Jaya Prakarsa adalah perseroan terbatas swasta yang didirikan pada tanggal 28 Februari tahun 1987. Perusahaan tersebut memulai pabriknya dengan sekitar 500 karyawan.

Bermula dari hanya ratusan karyawan, selama bertahun-tahun pabrik sandal Swallow telah berkembang menjadi hampir 2000 karyawan. Selain itu, pabrik sandal Swallow juga berkembang dalam inovasi dengan mengadopsi permesinan dan teknologi terkini.

“Pabrik juga telah meningkatkan kapasitas maksimumnya menjadi hampir lima kali lipat dari kapasitas awalnya saat pertama kali dimulai,” tulis laman resmi perseroan, dikutip pada Selasa (18/5/2021).

Melalui pengalaman mereka, PT Sinar Jaya Prakarsa berhasil belajar memproduksi dan merakit mesin sendiri, seperti mesin pengaduk intensif karet, mesin pelubang sandal dan masih banyak lagi.

Baca juga: Mengintip Koleksi Kolaborasi Sandal Jepit Swallow dan Clothing Brand

“Saat ini, upaya sedang dilakukan untuk penelitian dan pengembangan mesin otomatis untuk lebih meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan,” tandasnya.

Sejak awal, pabrik sandal Swallow memang didirikan sebagai perusahaan yang memproduksi sandal karet dengan menggunakan bahan dan teknologi berkualitas tinggi.

Dua bahan baku utama yang digunakan dalam proses produksi sandal jepit Swallow adalah karet alam kelas internasional dan EVA (Ethylene-Vinyl Acetate).

“Kami memproduksi sandal karet dengan harga terjangkau namun berkualitas untuk seluruh warga negara Indonesia, dan negara lain, dengan tujuan untuk meningkatkan gaya hidup mereka,” paparnya.

Adapun sosok di balik pabrik sandal Swallow ini adalah pria bernama Amir Djohan. Amir Djohan lah yang kini menjabat sebagai pemilik perusahaan sandal Swallow sekaligus komisaris perseroan.

Saat ini, sandal jepit Swallow sudah menyediakan beragam varian sandal karet dengan berbagai model bermotif atau corak.

Yang paling terkenal tentu saja adalah model sandal jepit Swallow original tanpa corak alias polos dengan alas berwarna putih dan karet japitan warna hijau, biru, kuning, atau beberapa warna lain.

Baca juga: Sempat Terseok karena Salah Target Pasar, Kini Bisnis Slip Sandal Joshua Beromzet Ratusan Juta Rupiah

Umumnya, harga sandal jepit Swallow model tersebut dibanderol dengan nominal sekitar Rp 10.000 hingga Rp 15.000 di pasar-pasar atau toko konvensional.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com