Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkat Efikasi Vaksin Sinopharm untuk Vaksinasi Gotong Royong

Kompas.com - 18/05/2021, 20:04 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia siap mendistribusikan vaksin Covid-19 buatan perusahaan farmasi China, Sinopharm untuk vaksinasi gotong royong.

Pendistribusian dilakukan usai vaksin tersebut lolos standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tanggal 26 April 2021. Tercatat, Sinopharm merupakan vaksin ketiga yang lolos standar BPOM.

Kepala BPOM Penny K. Lukito mengatakan, hasil uji klinis tahap ketiga menunjukkan, efikasi vaksin Sinopharm adalah sebesar 78 persen. Jumlah ini sudah melampaui standar efikasi minimal yang ditetapkan oleh WHO, yaitu sebesar 50 persen.

Baca juga: Daftar Terbaru Fintech P2P Lending Terdaftar dan Kantongi Izin OJK

Pengujian vaksin Sinopharm telah dilakukan di sejumlah negara selain China, antara lain Uni Emirat Arab, Maroko, Mesir, Bahrain, Yordania, Pakistan, dan Argentina.

"Studi klinik fase III yang telah dilakukan Uni Emirat Arab dan beberapa negara lain dengan subyek sekitar 42.000 orang menunjukkan efikasi vaksin sebesar 78 persen," kata Penny dalam siaran pers, Selasa (18/5/2021).

Saat ini, pemerintah telah melakukan kontrak pengadaan vaksin Sinopharm sebanyak 7,5 juta dosis, dengan jumlah vaksin yang tersedia mencapai 500.000 dosis.

Pendistribusian vaksin Sinopharm dalam skema gotong royong di Indonesia dikoordinir oleh Kadin Indonesia. Selanjutnya, Kadin bekerja sama dengan Bio Farma melalui anak usahanya PT Kimia Farma Tbk.

Sementara, untuk proses penyuntikan, emiten farmasi berkode saham KAEF itu menunjuk cucu usahanya yakni PT Kimia Farma Diagnostika.

Baca juga: Cara Buka Rekening Digibank Online, Tanpa Perlu ke Bank

Penny menuturkan, kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang ditimbulkan dari vaksin Sinopharm bersifat ringan.

"Seperti bengkak, kemerahan, sakit kepala, diare, nyeri otot, atau batuk. Jadi dari aspek keamanan adalah baik kategorinya, dapat ditoleransi dengan baik," tutur Penny.

Sementara Berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, vaksin Covid-19 harus diberikan dengan jumlah dosis dan takaran yang sesuai rekomendasi.

Untuk itu, vaksin Sinopharm disuntikkan sebanyak 2 kali dengan jarak 21 sampai 28 hari. Dosis vaksin Sinopharm yang diberikan dalam sekali suntik adalah 0,5 ml.

Vaksin Sinopharm disuntikkan ke otot (intramuskular/IM) di lengan atas dengan alat suntik sekali pakai (Auto-Disable Syringes/ADS).

Baca juga: Kabar Gembira, Bansos Tunai Rp 300.000 Diperpanjang hingga Juni 2021

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus merekomendasikan, vaksin Sinopharm diberikan kepada orang dewasa berusia 18 tahun ke atas dalam dua dosis, dengan selang waktu penyuntikan antara tiga hingga empat minggu.

Dia bilang, vaksin Sinopharm merupakan vaksin pertama yang dilengkapi dengan pemantau suhu pada botolnya. Stiker kecil pada botol vaksin akan berubah warna saat vaksin terkena panas, dan memberi tahu petugas kesehatan apakah vaksin tersebut dapat digunakan dengan aman.

"Ini menambah daftar vaksin Covid-19 yang bisa dibeli Covax, dan memberi kepercayaan pada negara-negara untuk mempercepat persetujuan regulasi, dan untuk mengimpor serta mengelola vaksin," pungkas Tedros.

Baca juga: Sandiaga Uno Kirim Tim Khusus ke 3 Daerah, untuk Apa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com