Lima negara bekerja sama, termasuk negara yang puluhan tahun bermusuhan dalam perang dingin kini bekerja sama mengarungi angkasa luar yang tentu saja sudah dipelajari secara mendalam akan menjadi lahan masa depan kehidupan umat manusia.
Bila kita melihat Indonesia, maka negeri tercinta ini memiliki pula sejumlah potensi keuntungan bagi pengembangan teknologi dirgantara. Mulai dari letaknya yang terurai sepanjang khatulistiwa sampai dengan luas kawasan dalam bentuk kepulauan dan berpegunungan telah memberikan sejumlah potensi yang menggiurkan dalam eksplorasi ruang angkasa.
Belum lagi berbicara tentang sektor pariwisata dan faktor jumlah penduduk yang sangat mendukung sisi keekonomian dalam konteks pengembangan pasar dunia berkait dengan keantariksaan.
Banyak yang bisa di olah dengan lebih menguntungkan bila kegiatan ke antariksaan dilakukan di atau dari Indonesia. Sekedar contoh sederhana saja , dalam bidang teknologi remote sensing yang berhubungan dengan tata letak satelit yang akan di orbitkan – posisi ruang angkasa Indonesia adalah sebuah kawasan ideal bagi pengoperasiannya.
Demikian pula berbicara tentang lokasi bagi sebuah spaceport atau cosmodrome, sebagai tempat yang diperuntukkan meluncurkan pesawat ruang angkasa dan atau roket pembawa satelit, maka Indonesia adalah merupakan wilayah yang sangat ideal terkait dengan efisiensi pengoperasiannya.
Intinya, masyarakat ruang angkasa internasional sudah melihat dan mengakui sejumlah potensi yang dimiliki kita dalam konteks pengolahan Antariksa terutama dalam penggunaan di bidang sipil komersial.
Baca juga: Proyek Bandar Antariksa Indonesia Sudah Ada Investornya? Ini Kata Kepala BKPM
Di Indonesia sendiri sudah mulai muncul beberapa “startup” dari beberapa kelompok anak muda yang berpandangan maju dan memiliki visi antariksa, yang sudah ancang-ancang dalam turut mengembangkan bisnis antariksa di dalam negeri. Konon beberapa investor negara maju sudah pula mulai menjajaki untuk berdatangan ke Indonesia.
Sayangnya adalah, bahwa para investor dari luar negeri akan mengalami hambatan dalam mengembangkan usahanya di Indonesia. Dalam waktu dekat mendatang setidaknya mereka akan kesulitan memperoleh mitra kerja di Indonesia yang memiliki otoritas mewakili pemerintah dalam pengolahan dan pengelolaan antariksa.
Seperti juga dalam dunia penerbangan maka sesuai dengan tata kelola dalam standar global pemerintah memiliki institusi yang mewakili dan berperan sebagai otoritas penerbangan nasional yaitu Kementrian Perhubungan.
Di bidang keantariksaan, maka dibutuhkan sebuah space agency yang merupakan otoritas mewakili pemerintah untuk pengelolaannya. Hal ini sangat diperlukan dan sangat penting karena kegiatan di bidang Antariksa selain berada pada ranah teknologi tinggi, juga membutuhkan biaya amat sangat besar, aturan sangat ketat dan rentang waktu yang berjangka panjang serta sdm yang berkompeten di bidangnya.
Setelah "menguapnya" LAPAN yang selama ini sudah dikenal di tataran global sebagai National Space Agency mewakili pemerintah RI, maka sebenarnya tanpa kita sadari, komunitas antariksa dunia tiba tiba saja telah kehilangan mitra kerjanya di Indonesia.
Sebuah topik menarik untuk menjadi perhatian kita bersama. Perhatian bagi bangsa yang sudah memiliki visi antariksa sejak dari awal kemerdekaannya. Perhatian terhadap keberadaan sebuah National Space Agency. Perhatian bagi kesejahteraan Rakyat Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.