Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menimbang Kelebihan dan Kekurangan Bisnis Online

Kompas.com - 19/05/2021, 13:41 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyaknya migrasi pelaku UMKM ke skema pemasaran digital selama pandemi menandakan adanya permintaan konsumen yang terus berevolusi.

Namun, di balik peluang dan segala kemudahan, ada beberapa hal yang patut jadi pertimbangan pelaku usaha sebelum memutuskan terjun ke transformasi bisnis secara digital.

CEO Qasir Michael Williem mengatakan, harus ada unsur kehati-hatian dari gerakan migrasi di atas. Ia menyebut kerap kali pelaku usaha luput memperhatikan risiko yang muncul dari pemasaran melalui media sosial dan platform e-commerce.

Pelaku usaha mikro yang menjalani usaha online lebih mudah memulai penjualannya di media sosial maupun marketplace. Namun, pelaku usaha perlu mempertimbangkan risiko apa saja yang dihadapinya, di samping peluang dan benefit yang didapat jika hanya mengandalkan kedua media tersebut untuk pemasaran,” jelas Michael melalui siaran pers, Rabu (18/5/2021).

Baca juga: Ini Top 5 Marketplace Indonesia yang Paling Banyak Dikunjungi Versi Riset Shopback

Williem mengatakan, setidaknya ada tiga hal yang menguntungkan ketika pelaku usaha memulai usahanya di marketplace, yakni:

1. Kemudahan akses

Melalui platform sosial media atau marketplace, pelaku usaha bisa mulai bisnis dengan mengikuti instruksi yang tersedia. Seperti mengisi data diri dan kelengkapan data usaha, memuat gambar produk dan layanan, menuliskan deskripsi singkat dari layanan yang dimiliki, dan berinteraksi secara real-time dengan konsumen.

“Pelaku usaha juga dapat mengakses dimanapun dan kapanpun aplikasi tersebut melalui smartphone,” jelas dia.

Khusus di media sosial, pelaku usaha dapat membangun dan meningkatkan brand awareness melalui unggahan yang tidak hanya bersifat promosi tetapi juga konten-konten edukatif, informatif, dan menghibur yang berkaitan dengan jenis bisnisnya.

2. Meningkatkan efisiensi operasional

Ketika berjualan di marketplace dan media sosial, pelaku usaha tidak perlu memiliki toko fisik dan memungkinkan bisnis untuk memperluas target audiensnya bahkan sampai ke luar daerah operasional.

“Hal ini tentunya mengarah pada penghematan biaya operasional,” tambahnya.

Selain itu, hadirnya berbagai opsi jasa antar di marketplace yang cukup terjangkau membantu pelaku usaha tidak perlu menambah urusan logistik dan fitur pelacakan barang juga menjadi nilai tambah baik pelaku usaha dan konsumen sehingga nilai kepercayaan dan transparansi cukup kuat dibangun.

3. Transaksi pembayaran terintegrasi

Pelaku usaha yang mulai merambah dunia online tidak lepas dari tuntutan untuk terintegrasi dengan fitur pembayaran digital pula. Hal ini tidak lepas dari layanan konsumen untuk memudahkan transaksi dan efisiensi antar seller dan provider.

“Melalui marketplace, komisi dan keuntungan bisa didapat lebih cepat, dan mudah dilacak secara real time oleh seller,” sebut dia.

Baca juga: Video Viral Ibu-ibu Maki Kurir, Bagaimana Sebenarnya Sistem COD di Olshop?

Selain keuntungan, menggunakan platform marketplace juga memiliki kekurangan yang perlu diwaspadai, antara lain :

1. Ancaman kejahatan siber

Williem mengingatkan pelaku usaha harus waspada akan ancaman kejahatan siber yang mengintai data pribadi. Melalui kemudahan dan pengalaman berbisnis yang lebih simpel dengan menggunakan platform pihak luar tetap berisiko akan faktor keamanan.

“Kemungkinan adanya pencurian identitas maupun produk dan layanan yang disalahgunakan bisa dilakukan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab. Misalnya, kompetisi yang tidak sehat membuat kompetitor Anda berusaha untuk menyerang privasi dan menjual informasi yang Anda miliki,” ungkap dia.

Hal ini tentunya dapat merugikan konsumen maupun pelaku usaha dan keberlangsungan bisnis kedepannya.

2. Aturan mengikat dari platform marketplace

Perlu diingat, ketika Anda mulai bisnis melalui marketplace, maka Anda akan berbagi kontrol dan biaya dengan provider lain. Ketika bergabung di marketplace, maka kontrol operasional dan logistik tidak sepenuhnya di tangan pelaku usaha.

“Membuka bisnis di marketplace dan media sosial membuat pelaku usaha harus tunduk kepada kebijakan yang berlaku, mulai dari persentase monetisasi yang didapat dan biaya tambahan lainnya yang mungkin diubah secara tiba-tiba, dan kendala teknis yang tidak dapat diperbaiki sendiri,” jelas dia.

3. Persaingan semakin ketat

Dunia usaha tidak pernah lepas dari kompetisi, pun demikian di ranah digital. Kompetisi pasar yang tinggi membuat pelaku usaha harus mengatur strategi yang tepat agar dapat dilirik oleh pembeli.

Apa lagi, baik dalam media sosial maupun marketplace, ada yang dinamakan algoritma. Ini menentukan apakah toko Anda bisa terlihat secara luas oleh calon pelanggan.

“Kemungkinan produk atau brand Anda akan kurang terdengar dan berkembang sangatlah besar disebabkan munculnya produk yang sama dengan harga yang bisa jadi lebih murah,” ungkap dia.

Itu mengapa pelaku usaha berlomba memperbanyak followers dengan tujuan untuk memperluas jangkauan promosinya ataupun agar bisa muncul pada pencarian teratas di pencarian pembeli.

Jika tidak, mau tidak mau pelaku usaha harus banyak mengeluarkan dana untuk beriklan, melakukan diskon, menggelar flash sale, maupun membayar influencer.

Baca juga: Ongkir Belanja Online Jadi Disubsidi Pemerintah?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com