Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Jokowi Ngotot Ekonomi RI Bisa Meroket di Atas 7 Persen

Kompas.com - 20/05/2021, 11:33 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber Kompas.com

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini melontarkan pernyataan kalau pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa meroket hingga 7 persen.

"Hati-hati di kuartal kedua tahun ini, berarti bulan April, Mei, Juni ini sangat menentukan sekali pertumbuhan ekonomi kita bisa melompat naik atau tidak," ucap Jokowi dikutip dari siaran Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (20/5/2021).

"Kalau tidak, kuartal berikutnya kita akan betul-betul sangat berat. Kita harus bisa meningkatkan, menaikkan paling tidak di atas 7 persen di kuartal kedua," kata Jokowi lagi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menyebut, pertumbuhan ekonomi 7 persen bukan angan-angan belaka. Asalkan beberapa faktor pendukung terpenuhi, Indonesia bisa mencapai pertumbuhan di atas rata-rata global tersebut.

Baca juga: Janji Swasembada Daging Sapi 2 Periode Jokowi Ditagih

Dia mencontohkan, dukungan agar ekonomi Indonesia bisa tumbuh cepat adalah dukungan dari pemerintah daerah, baik tingkat provinsi maupun kabupaten kota.

Ia menginginkan para pemda bisa mengelola APBD dengan baik untuk menjadi gerbong percepatan roda ekonomi.

"Kalau dukungan dari daerah, dukungan dari provinsi, dukungan dari kota, dukungan dari kabupaten, semuanya bergerak bersama-sama saya yakin ini menjadi sesuatu yang mudah," tutur Jokowi.

"Karena begitu di kuartal kedua bisa mencapai angka yang tadi saya sampaikan kuartal berikutnya akan menjadi lebih mudah," lanjut Jokowi.

Baca juga: Janji Jokowi Bawa RI Swasembada Kedelai dalam 3 Tahun dan Realisasinya

Jokowi lalu menyinggung soal arus investasi di beberapa daerah yang masih saja lambat. Terutama dalam kaitannya dengan perizinan.

"Kalau memperlambat izin investasi artinya apa? Memperlambat pertumbuhan ekonomi daerah. Yang artinya juga memperlambat pertumbuhan ekonomi nasional. Hati-Hati," ungkap Jokowi.

"Kunci pertumbuhan ekonomi nasional ini kan dari agregat pertumbuhan ekonomi di daerah. Kalau ekonomi daerah tidak naik, tidak meningkat artinya juga ekonomi nasional juga tidak akan meningkat," tambah dia.

Ucapan kampanye

Pernyataan Jokowo soal pertumbuhan ekonomi di atas 7 persen bukan kali ini saja. Bahkan hal itu juga masuk dalam agenda kampanye di saat Pilpres.

Kendati beberapa kali tumbuh positif, nyatanya pertumbuhan ekonomi sejak 2015 tak pernah menyentuh 7 persen sebagaimana pernah dijanjikan Presiden Jokowi.

Baca juga: Apa Kabar Janji Jokowi Turunkan Harga Daging Sapi Jadi Rp 80.000 Per Kg?

Dikutip dari pemberitaan Kompas.com (15/6/2014), Jokowi yang saat itu masih jadi calon presiden optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi bisa tembus 7 persen asal pembangunan ekonomi bisa memperhatikan tiga hal, yakni iklim investasi, regulasi, dan peningkatan ekspor berbasis industri.

“Ke depan, saya meyakini bahwa ekonomi kita bisa tumbuh di atas 7 persen, dengan catatan iklim investasi beserta regulasinya itu betul-betul terbuka dan memberikan kesempatan untuk investor lokal bergerak menciptakan pertumbuhan ekonomi,” ucap Jokowi saat itu.

Menurut Jokowi, hal terpenting mengejar target pertumbuhan ekonomi 7 persen yakni memangkas birokrasi perizinan agar bisa menarik investor sebanyak-banyaknya.

“Investor diberikan kesempatan membuka lapangan pekerjaan dan investasi di daerah-daerah. Saya yakin 7 persen bukan sesuatu yang sulit,” ujarnya.

Baca juga: Ini Janji Jokowi yang Bikin Sri Mulyani Sampai Sakit Perut

Jokowi melanjutkan, pemerintah juga perlu mendorong industri yang berbasiskan ekspor. Tak cuma perusahaan besar, namun juga mendorong industri kecil bermain di dalamnya.

“Ketiga, arah industri yang ke ekspor harus dibuka seluas-luasnya, harus diberikan insentif sebesar-besarnya. Industri kecil di desa bisa berkompetisi di dunia, asal diberikan ruang untuk memasarkan barang,” kata Jokowi.

Janji kampanyenya itu kemudian dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2015-2019. Bukan 7 persen, di periode Jokowi, pertumbuhan ekonomi selalu berkisar di angka 5 persen.

Dirinci lebih lanjut, pertumbuhan ekonomi di tahun 2015 tercatat sebesar 4,88 persen.

Berikutnya pertumbuhan ekonomi berturut-turut pada 2016 sebesar 5,03 persen, 2017 sebesar 5,07 persen, 2018 sebesar 5,17 persen, dan 2019 sebesar 5,03 persen.

Baca juga: Turunkan Harga Gas: Janji Jokowi yang Belum Terealisasi Sejak 2016

Namun demikian, saat telah terpilih sebagai Presiden, Jokowi menyebut kalau pertumbuhan ekonomi di atas 7 persen hanya sebagai target, bukan janji politik. 

"Ini bukan janji lho ya, ini target. Menurut saya kita harus punya target pertumbuhan ekonomi 6-7 persen," kata Jokowi dalam wawancara eksklusif dengan Tribunnews.com.

Saat kampanye pilpres 2014 lalu, Jokowi juga pernah berjanji pertumbuhan ekonomi Indonesia 7 persen. Namun, janji itu tak pernah terpenuhi.

Selama lima tahun pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla, pertumbuhan ekonomi hanya berkutat pada angka 5 persen. Jokowi menilai ada sejumlah hal yang membuat angka pertumbuhan ekonomi sulit digenjot.

"Beratnya, pertumbuhan ekonomi global terus turun, bolak-balik direvisi. Dalam kondisi seperti saat ini, semua negara memproteksi diri untuk kepentingan masing-masing," kata Jokowi.

Baca juga: Masih Ingat Janji Jokowi Bangun 5 Kilang Minyak?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Kompas.com
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com