Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Defisit APBN Paling Tinggi dalam 20 Tahun, Sri Mulyani: Masih Lebih Baik Dibandingkan AS dan ASEAN 5

Kompas.com - 20/05/2021, 13:37 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, defisit pada APBN tahun anggaran 2020 merupakan tingkat defisit yang terbesar sejak 20 tahun terakhir akibat Covid-19.

Defisit tersebut karena penerimaan negara tidak berbanding lurus dengan belanja negara. Akibat Covid-19 sebut dia, Indonesia kehilangan kesempatan untuk menciptakan nilai tambah alias rugi senilai Rp 1.356 triliun.

"Defisit APBN tahun 2020 mencapai 6,1 persen dari PDB. Ini adalah tingkat defisit yang belum pernah terjadi dalam 20 tahun terakhir," kata Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna RAPBN Tahun 2022 secara virtual, Kamis (20/5/2021).

Baca juga: RI Masih Resesi, Pertumbuhan Ekonomi Minus 0,74 Persen pada Kuartal I-2021

Sri Mulyani menyebutan, APBN sudah menjadi instrumen utama yang bekerja keras di tengah pandemi Covid-19. Tanpa APBN, dampak terhadap pemburukan ekonomi akibat pandemi akan jauh lebih besar.

Selama pandemi, belanja negara meningkat 12,3 persen mencapai Rp 2.593,5 triliun. Sedangkan penerimaan terkontraksi -16 persen karena terpukulnya aktifitas dunia usaha dan maraknya insentif dari pemerintah di bidang perpajakan.

Tak heran, defisit APBN mencapai 6,1 persen dari PDB, merupakan yang tinggi sejak 20 tahun terakhir.

"Defisit ini meningkat dibanding rancangan awal APBN 2020 sebelum Covid-19 yang tadinya hanya 1,76 persen dari PDB, di mana primary balance hampir mendekati balance atau Rp 0," tutur Sri Mulyani.

Bendahara negara itu mengakui, defisit pada anggaran negara memang tidak dapat dihindarkan, tak terkecuali bagi negara-negara maju. Amerika Serikat (AS) saja yang perekonomiannya terkontraksi -3,5 persen mempunyai defisit anggaran mencapai 15,8 persen dari PBD.

Artinya, posisi defisit Indonesia yang 6,1 persen dari PDB masih lebih baik ketimbang defisit anggaran AS yang tembus 15 persen.

Negara lain pun tak kalah besarnya. Perekonomian Jepang -4,8 persen dengan defisit fiskal 12,6 persen, ekonomi Inggris terkontraksi -9,9 persen dengan defisit 13,4 persen.

Baca juga: Sri Mulyani: Defisit APBN Indonesia Lebih Baik Dibandingkan India hingga Malaysia

Kemudian negara-negara ASEAN seperti Malaysia -5,6 persen dengan defisit 5,1 persen dari PDB, Filipina -9,5 persen dengan defisit 5,5 persen dari PDB, dan ekonomi Singapura -5,4 persen dengan defisit APBN 8,9 persen.

"Kami mengambil beberapa contoh (di atas) dengan negara G20 dan ASEAN 5 untuk memberikan perspektif betapa Covid-19," ucap Sri Mulyani.

Sejak Covid-19 menghantam, Sri Mulyani bersama otoritas moneter, yakni Bank Indonesia (BI) dan sektor jasa keuangan yang dipimpin OJK, juga dengan LPS langsung tancap gas mengantisipasi pemburukan ekonomi dan mencegah ancaman stabilitas keuangan.

"Maka itu sinergi erat membuat Indonesia mampu menahan dampak Covid-19 relatif lebih moderat dibanding negara kelompok G20 maupun ASEAN 5," tandas Sri Mulyani.

Baca juga: Hingga Akhir Maret, Defisit APBN Capai Rp 144,2 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com