Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KURASI KOMPASIANA] Generasi Zaman Now: Malas Baca tapi Doyan Nonton | Paradoks Literasi Membaca Generasi Kota dan Desa | Tip dan Pentingnya Memilih Buku Anak Sesuai Rating Usia

Kompas.com - 20/05/2021, 22:02 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Persoalan minat membaca masih menyelimuti bangsa ini, terutama pada anak generasi zaman sekarang.

Kemajuan teknologi, alih-alih meningkatkan minat baca masyarakat, justru semakin menenggelamkan. Pasalnya mereka lebih gemar menonton.

Tidak salah dengan menonton. Hanya saja, sebenarnya, Aktivitas membaca tidak boleh dianggap remeh, bahkan tidak bisa tergantikan dengan apapun hingga saat ini. Karena dengan mambaca maka otak manusia menjadi bekerja dan akan berfungsi lebih baik.

Banyak negara di dunia di kategorikan sudah maju karena masyarakatnya memiliki budaya membaca yang sangat tinggi. Itu sebabnya, kemajuan pendidikan sebuah negara diukur oleh salah satunya minat baca.

Selain mengenai minat baca, ada juga mengenai perbedaan literasi membaca di kota dan desa serta pentingnya memilih buku anak sesuai usia.

Berikut konten-konten menarik dan populer di Kompasiana seputar minat baca:

1. Generasi Zaman Now: Malas Membaca tapi Doyan Nonton

Kompasianer Yupiter Gulo berpendapat, saat ini kebanyakan masyarakat lebih senang menonton ketimbang membaca. Terlebih didorong oleh kemajuan teknologi.

Menurut dia, orang lebih suka menonton apa saja yang ada di dalam gawainya, dengan beragam media sosial yang menyajikan berbagai macam tayangan.

"Efeknya dipastikan jauh lebih dahsyat menurunkan kemauan membaca, karena dengan gawai atau HP masing-masing, bisa melakukannya sepanjang waktu, nyaris selama 24 jam tanpa mengenal tempat, waktu dan apa saja," tulisnya. (Baca selengkapnya)

2. Paradoks Literasi Membaca Generasi Kota dan Desa

Kompasianer Federikus Sani berbagi pandangannya mengenai literasi membaca. Menurutnya, terdapat paradoks literasi membaca terdapat di kota dan desa, khususnya di desa tempat dia tinggal.

Literasi membaca generasi kota dan desa ibarat bumi dan langit. Di kota, dikatakannya, menghadirkan beragam fasilitas taman bacaan, sementara generasi di desa selalu bersentuhan dengan alam bebas untuk berteriak, bermain, dan mencari kepuasan batin.

"Jangankan membaca buku, berbicara hari buku nasional pun mereka tidak tahu. Ya, karena sumber untuk mengetahui informasi sangat terbatas. Akan tetapi, pola pikir mereka sudah familiar dengan alam bebas," tulisnya. (Baca selengkapnya)

3. Tip dan Pentingnya Memilih Buku Anak Sesuai Rating Usia

Jika ditanya apa alasannya memilih buku harus seusai usia anak, jawabannya adalah karena minat dan kemampuan anak mengolah sesuatu yang ada di sekitarnya berbeda-beda di setiap jenjang tahunnya.

Kompasianer Amalia Mumtaz Nabila mengatakan, misalnya, untuk anak di atas dua tahun orangtua bisa mulai memberikan buku berbentuk fisik. Hal ini dikarenakan daya tangkap mereka sudah mulai matang.

Atau pada usia tiga hingga lima tahun, pilihlah buku yang tokoh utama dalam ceritanya juga sepantaran dengan usia anak. Hal ini dilakukan untuk memunculkan rasa simpati pada diri anak.

"Orangtua bisa berperan sebagai pendongeng. Bacakan anak dengan intonasi atau suara-suara yang menarik. Selain untuk menimbulkan interaksi, cara tersebut juga akan memberikan daya tarik lebih terhadap cerita. Dengan begitu, anak tidak akan merasa bosan dan jenuh," tulisnya. (Baca selengkapnya) (IBS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com