Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Utang Luar Negeri Indonesia Menyusut Jadi Rp 5.943 Triliun

Kompas.com - 21/05/2021, 12:47 WIB
Rully R. Ramli,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) melaporkan, posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada kuartal I-2021 sebesar 415,6 miliar dollar AS atau setara Rp 5.943,1 triliun (asumsi kurs Rp 14.300 per dollar AS).

Posisi tersebut turun 0,4 persen dibanding kuartal IV-2020 yang sebesar 417,5 miliar dollar AS atau setara Rp 5.970,2 triliun.

Namun demikian, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, jika dilihat secara tahunan, posisi ULN pada tiga bulan pertama tahun 2021 mengalami pertumbuhan sebesar 7 persen.

Baca juga: Utang Luar Negeri RI Naik Makin Cepat, Buat Apa Saja?

“Lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya (IV-2021) sebesar 3,5 persen,” katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (21/5/2021).

Lebih lanjut Erwin merinci, posisi ULN pemerintah pada kuartal I-2021 mencapai 203,4 miliar dollar AS setara Rp 2.908,6 triliun, lebih rendah 1,4 persen secara quarter to quarter (qtq) dibandingkan dengan posisi pada triwulan IV-2020.

Penurunan tersebut antara lain karena pelunasan atas pinjaman yang jatuh tempo selama periode Januari hingga Maret 2021, yang sebagian besar merupakan pinjaman bilateral.

“Secara tahunan, ULN pemerintah triwulan I-2021 tumbuh 12,4 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan 3,3 persen yoy pada triwulan sebelumnya,” kata Erwin.

Sementara itu, ULN swasta pada kuartal 1-2021 tercatat masih mengalami pertumbuhan secara yoy meski melambat, yakni sebesar 2,3 persen.

Dengan perkembangan tersebut, posisi ULN swasta pada triwulan I-2021 mencapai sebesar 209,4 miliar dollar AS setara Rp 2.994,4 triliun atau sedikit lebih tinggi 0,6 persen qtq dibandingkan dengan posisi pada triwulan IV 2020.

Baca juga: Membandingkan Utang Luar Negeri RI di Era Jokowi dan SBY

Hal ini disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan sebesar 5,2 persen yoy, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 6,6 persen yoy.

“Selain itu, pertumbuhan ULN lembaga keuangan juga terkontraksi semakin dalam menjadi kontraksi 7,1 persen yoy dari kontraksi 5,7 persen yoy pada triwulan sebelumnya,” ucap Erwin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Forum APEC SMEWG, Menteri Teten Ajak Tingkatkan Kolaborasi terkait UKM

Forum APEC SMEWG, Menteri Teten Ajak Tingkatkan Kolaborasi terkait UKM

Whats New
Ekonom Sebut Program Gas Murah Berisiko Bikin Defisit APBN

Ekonom Sebut Program Gas Murah Berisiko Bikin Defisit APBN

Whats New
Hartadinata Abadi Bakal Tebar Dividen Rp 15 Per Saham

Hartadinata Abadi Bakal Tebar Dividen Rp 15 Per Saham

Whats New
Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Whats New
IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

Whats New
Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Whats New
Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com