Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reksa Dana adalah Investasi Minim Modal, Simak Untung Ruginya

Kompas.com - 21/05/2021, 16:36 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Reksa dana adalah salah satu alternatif pilihan investasi di pasar modal. Investasi jenis ini sangat direkomendasikan bagi orang yang belum memiliki keahlian dan pengalaman berinvestasi langsung di pasar modal.

Lalu, apa itu reksa dana?

Merujuk pada Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 1 ayat (27), reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.

Sementara itu, dikutip dari laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), ada tiga hal yang terkait dari reksa dana.

Pertama, adanya dana dari masyarakat pemodal. Kedua, dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek. Ketiga, dana tersebut dikelola oleh manajer investasi.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Giro, Cek, dan Bilyet Giro

Dengan demikian, dana yang ada dalam reksa dana adalah dana bersama para pemodal, sedangkan manajer investasi adalah pihak yang dipercaya untuk mengelola dana tersebut.

Berikut keuntungan reksa dana:

  • Walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar, pemodal dapat melakukan diversifikasi investasi dalam efek, sehingga dapat memperkecil risiko. Sebagai contoh, seorang pemodal dengan dana terbatas dapat memiliki portfolio obligasi, yang tidak mungkin dilakukan jika tidak tidak memiliki dana besar. Dengan reksa dana, akan terkumpul dana dalam jumlah yang besar sehingga akan memudahkan diversifikasi baik untuk instrumen di pasar modal maupun pasar uang, artinya investasi dilakukan pada berbagai jenis instrumen, seperti deposito, saham, obligasi.
  • Reksa dana adalah mempermudah pemodal untuk melakukan investasi di pasar modal. Menentukan saham-saham yang baik untuk dibeli bukanlah pekerjaan yang mudah karena memerlukan pengetahuan dan keahlian tersendiri, di mana tidak semua pemodal memiliki pengetahuan tersebut.
  • Efisiensi waktu. Dengan melakukan investasi pada reksa dana adalah di mana dana tersebut dikelola oleh manajer investasi profesional, pemodal tidak perlu repot-repot untuk memantau kinerja investasinya karena hal tersebut telah dialihkan kepada manajer investasi tersebut.

Baca juga: Cara Membeli Saham bagi Pemula, Tahapan dan Modal yang Diperlukan

Tips memilih reksa dana

Perencana Keuangan dari OneShield Budi Rahardjo mengatakan, prospek reksa dana adalah saat ini sangat menjanjikan. Namun, dalam kondisi yang tidak pasti, reksa dana pasar uang bisa menjadi pilihan karena risikonya rendah.

Budi mengatakan, reksa dana pasar uang cukup menarik bagi investor yang menginginkan keuntungan dengan risiko dan volatilitas yang rendah. Hal ini karena underlying dari reksa dana pasar uang adalah deposito dan obligasi yang jatuh tempo di bawah satu tahun.

“Secara prospek, karena penempatannya di deposito dan obligasi yang jatuh tempo di bawah satu tahun, dengan era bunga rendah saat ini masih menarik bagi investor yang ingin mendapat keuntungan lebih tinggi daripada deposito,” kata Budi kepada Kompas.com.

Menurut Budi, reksa dana pasar uang juga sesuai dengan investor yang membutuhkan dana liquid. Di sisi lain, saat kondisi tidak pasti ini, volatilitas reksa dana pasar uang masih rendah meskipun return yang diperoleh tidak setinggi tahun lalu.

Baca juga: Apa itu UMKM dan Kriterianya?

“Tapi untuk kestabilan, yang lebih stabil dibandingkan dengan instrumen lainnya adalah reksa dana pasar uang, dan ini cocok buat investor baru,” ujarnya.

Sementara itu, reksa dana saham tahun ini dinilai masih bergerak cukup berfluktuasi. Namun, dengan gelontoran stimulus dan juga distribusi vaksin, diharapkan mampu mempercepat pemulihan ekonomi sehingga pasar saham menjadi lebih menarik.

“Reksa dana saham, diharapkan dengan stimulus dan vaksin bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang mendorong pertumbuhan pasar saham juga. Jika semuanya lancar, return pasar saham diprediksi akan tetap tinggi tahun ini. Hanya saja, yang perlu diwaspadai adalah volatilitas yang tinggi,” ucap Budi.

Untuk reksa dana pendapatan tetap dinilai juga masih menguntungkan tahun ini. Menurut dia, imbal hasil reksa dana pendapatan tetap masih berpeluang naik, meskipun terbatas.

Investasi ini dinilai cocok untuk jangka panjang karena underlying dari reksa dana pendapatan tetap adalah obligasi.

Baca juga: Apa Itu Leasing dan Contohnya?

Sementara untuk reksa dana campuran, di tahun ini pergerakannya cenderung mixed karena berada di antara reksa dana pendapatan tetap dan campuran.

Sehingga, imbal hasilnya bergantung komposisinya, apakah banyak ke saham, obligasi, atau deposito.

Jika semuanya menarik, bagaimana cara investor memilih instrumen reksa dana yang tepat? Hal apa yang perlu dipertimbangkan dalam memilih manajer investasi di reksa dana ?

Menurut Budi, beberapa hal yang tidak kalah penting menjadi pertimbangan investor selain imbal hasil yang tinggi adalah reputasi perusahaan, fund fact sheet, kinerja pengelolaan, benchmark, dan asset under management (AUM).

“Untuk pemula, saran saya adalah dengan melihat performance reksa dana adalah dalam lima tahun, bagaimana pengelolaannya secara jangka panjang dan juga kepercayaan nasabah yang tercermin dari AUM,” tutur dia.

Baca juga: Apa Itu Biaya Provisi pada KPR Bank?

Risiko investasi reksa dana

Meski terdapat keuntungan, bukan berarti investasi reksa dana adalah tanpa risiko. Seperti halnya wahana investasi lainnya, di samping mendatangkan berbagai peluang keuntungan, reksa dana pun mengandung berbagai potensi risiko.

Risiko pertama adalah berkurangnya nilai unit penyertaan. Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari efek (saham, obligasi, dan surat berharga lainnya) yang masuk dalam portofolio reksa dana tersebut.

Selanjutnya, risiko kedua adalah terkait likuiditas. Risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh manajer Investasi jika sebagian besar pemegang unit melakukan penjualan kembali (redemption) atas unit-unit yang dipegangnya.

“Manajer investasi kesulitan dalam menyediakan uang tunai atas redemption tersebut,” tulis BEI dalam keterangannya.

Adapun risiko ketiga yakni wanprestasi. BEI menyebut risiko ini merupakan risiko terburuk.
Risiko ini dapat timbul ketika perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan reksa dana tidak segera membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Baca juga: Apa Itu Depresiasi dan Bagaimana Cara Menghitungnya?

Hal-hal itu seperti wanprestasi dari pihak-pihak yang terkait dengan reksa dana, pialang, bank kustodian, agen pembayaran, atau bencana alam, yang dapat menyebabkan penurunan NAB (Nilai Aktiva Bersih) reksa dana.

Ragam jenis investasi reksa dana

Dilihat dari portfolio investasinya, reksa dana dapat dibedakan menjadi reksa dana pasar uang (money market funds), reksa dana pendapatan tetap (fixed income funds), reksa dana saham (equity funds), dan reksa dana campuran (discretionary funds)

Reksa dana pasar uang (money market funds) hanya melakukan investasi pada efek bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari 1 tahun. Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal.

Adapun reksdana pendapatan tetap (fixed income funds) melakukan investasi sekurang-kurangnya 80 persen dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat utang.

“Reksa dana ini memiliki risiko yang relatif lebih besar dari reksa dana pasar uang. Tujuannya adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil,” kata BEI.

Selanjutnya, reksa dana saham (equity funds) yakni reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80 persen dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat ekuitas.

“Karena investasinya dilakukan pada saham, maka risikonya lebih tinggi dari dua jenis reksdana sebelumnya, namun menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi,” ujar BEI.

Terakhir, yakni jenis reksa dana campuran (discretionary funds). Reksa dana jenis ini melakukan investasi dalam efek bersifat ekuitas dan efek bersifat utang.

Selain pemahaman reksa dana, simak artikel lain terkait investasi saham dalam tautan berikut ini. 

Baca juga: Apa Itu Saham: Definisi, Jenis, Keuntungan, Risiko, dan Cara Membeli

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com