Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Lebih Jauh Beberapa Aset Kripto dari Indonesia

Kompas.com - 23/05/2021, 06:02 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Semakin populernya dan berkembangnya industri aset kripto di Indonesia pada akhirnya turut membuat beberapa perusahaan cryptocurrency mencari peluang. Salah satunya adalah dengan menerbitkan aset kripto.

Jadi tak mengherankan jika saat ini sudah ada beberapa aset kripto yang berasal dari dalam negeri.

Salah satunya adalah Toko Token (TKO) yang diterbitkan oleh Tokocrypto, salah satu exchange yang sudah diakui resmi oleh Bappebti.

TKO diluncurkan pada akhir Maret silam dan menjadi proyek kripto lokal Indonesia pertama yang menyediakan model token hybrid, yakni utilitas CeFi dan DeFi.

Baca juga: Pemerintah China Perketat Aturan Aset Kripto, Harga Bitcoin dkk Jeblok

Dalam utilitas CeFi, TKO dapat digunakan dalam program tabungan seperti TKO Deposit, TKO Rebate, TKO Savings dan TKO Cashback. Sementara dalam platform DeFi, TKO dapat digunakan pada farming pools dan lending.

Dalam pengembangan utilitas terbarunya, Tokocrypto menghadirkan layanan staking dan saving untuk TKO di jaringan Binance.

Melalui staking dan saving, investor yang mengunci TKO-nya akan mendapat bunga berdasarkan durasi penyimpanannya.

Adapun, merujuk Coinmarketcap.com, TKO saat ini berada pada peringkat 245 dengan total market cap sebesar 233 juta dollar AS. Dari sisi harga, TKO sempat menyentuh all time high (ATH) pada 4,8 dollar AS per TKO pada 3 Mei silam. Sementara pada saat ini, harganya berada di level 2,01 dollar AS per TKO.

Head of Public Relations Tokocrypto Rieka Handayani menuturkan, pihaknya saat ini masih akan terus mengembangkan utility TKO sesuai dengan sisi kepatuhan dari regulasi yang ada di Indonesia.

Baca juga: Mengenal YFI, Aset Kripto yang Harganya Tembus Rp 1 Miliar

Secara jangka panjang, ia berharap TKO bisa menjadi Indonesia’s People Token seiring token ini bisa menjadi kendaraan yang paling tepat untuk mewujudkan potensi yang tidak terbatas yang bisa dicapai melalui teknologi blockchain.

“Untuk saat ini, plan yang sedang berjalan di TKO adalah Binance Saving & Binance Staking, ForTube, dan Bakeryswap. Kriptoversity juga akan kami re-aktifkan kembali, kami juga sedang mempersiapkan NFT arcade/marketplace yaitu TKONFT,” kata Rieka kepada Kontan.co.id, Jumat (21/5/2021).

Walaupun mengalami koreksi setelah menyentuh ATH, Rieka mengaku tidak khawatir karena koreksi tersebut merupakan hal yang wajar terjadi di pasar kripto.

Ia yakin prospek TKO masih akan positif seiring dukungan dari para komunitas. Terlebih, TKO yang memang lahir dari komunitas dan untuk komunitas.

Selain TKO, terdapat juga Zipmex Token (ZMT) milik Zipmex Exchange. Merujuk Whitepaper ZMT, awal mula diciptakannya token ini adalah untuk meningkatkan dan mempromosikan ekosistem Zipmex. Serta, memberikan imbalan dan keuntungan kepada komunitas pengguna Zipmex.

Kini Zipmex juga memfasilitasi para pemilik ZMT untuk melakukan staking dan akan mendapatkan imbalan berupa ZipUp yang bisa meningkatkan cashback saat menggunakan ZipPay. Adapun masa staking yang ditawarkan adalah 3 bulan dengan presentasi hasil tahunan (APY) sebesar 16 persen.

Baca juga: Bitcoin hingga Dogecoin Terjun Bebas, Ini 10 Aset Kripto Paling Cuan Dalam Sepekan

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com