Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ASN Bekerja dari Bali, Kemenko Marves: Kita Perlu Simpati pada Pekerja Pariwisata

Kompas.com - 23/05/2021, 06:04 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementeri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi menggagas program Work From Bali (WFB) untuk ASN/PNS yang difasilitasi negara.

Kini, rencana yang melibatkan 7 kementerian di bawah koordinasi Kemenko Maritim masih dibahas. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pun telah memberikan beberapa usulan untuk segera dibicarakan lebih lanjut.

Wacana WFB menjadi pro kontra lantaran keuangan negara sedang minim untuk menanggulangi pandemi Covid-19. Namun, Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Marves Odo R.M. Manuhutu mengatakan, Pulau Dewata membutuhkan pertolongan.

Baca juga: PNS Pusat Bakal Ngantor dari Resort Hotel di Bali, Dibiayai Negara?

"Teman-teman perlu simpati menempatkan diri jadi pekerja pariwisata. Jadi harus melihat kegiatan pemerintah yang dilakukan dalam konteks WFB adalah untuk menciptakan demand," kata Odo dalam konferensi virtual Program Work From Bali, Sabtu (22/5/2021).

Odo menuturkan, kegiatan ekonomi di Bali yang banyak bersumber dari pariwisata seolah mati suri. Dalam beberapa bulan belakangan, tingkat keterisian kamar hotel (occupancy rate) berada pada kisaran 10 persen.

Untuk membayar beragam pengeluaran, akomodasi hotel paling tidak hanya mencapai 30-40 persen.

"Ketika kita bicara 10 persen artinya untuk bayar gaji pun tidak cukup, bayar listrik pun tidak cukup, dan maintenance pun tidak cukup," papar Odo.

Karena serba kekurangan, banyak pegawai dan staff hotel yang terpaksa dirumahkan. Pihaknya mendengar cerita dari salah satu staff hotel yang menyatakan tidak bekerja selama 4 bulan padahal baru menikah. Akhirnya, staff tersebut terpaksa memakan uang tabungan yang dimilikinya.

Baca juga: Terungkap, Alasan Luhut Minta PNS Pusat Kerja dari Bali

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com