Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Mulai Investasi? Simak Dulu Tips Ini

Kompas.com - 24/05/2021, 07:38 WIB
Ade Miranti Karunia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - CEO dan co-founder FUNDtastic Harry Hartono mengatakan, mengenali produk investasi bisa mencegah investor untuk meminimalisir potensi risiko yang bisa timbul dari produk investasi tersebut.

Masalahnya, masih banyak orang yang belum melakukan validasi sebelum mereka mulai investasi. Rasa cemas atau takut ketinggalan (fear of missing out/Fomo) menjadi penyebab utama para investor awam masuk tanpa mengenal produk investasi terlebih dahulu.

Selain itu, ajakan teman atau kerabat juga membuat sebagian orang mengabaikan langkah validasi tersebut.

Baca juga: Reksa Dana adalah Investasi Minim Modal, Simak Untung Ruginya

"Jika setiap investor telah paham akan produk investasi, risiko, dan diri mereka sendiri, maka mereka akan lebih mudah mengalokasi besarnya porsi aset di setiap produk yang akan mereka pilih, dan bisa meminimalisir potensi risiko dari setiap aset," katanya dikutip dari keterangan tertulis, Senin (24/5/2021).

Selain mengenali produk investasi, ada baiknya juga sebagai investor mengenali diri sendiri, tipe investor seperti apakah kita. Meski tak ada pembagian yang baku, Harry mengklasifikasi dua tipe investor secara garis besar.

Pertama, tipe value investor yakni investor yang berinvestasi pada aset yang memiliki nilai yang bagus dan bertumbuh. Umumnya, value investor tak terpengaruh pada Fomo maupun spekulasi, karena fokus untuk berinvestasi pada jangka panjang.

Oleh karena itu, value investor sering disebut juga sebagai passive investor, karena mereka tidak aktif melakukan transaksi dan pasif menunggu produk investasinya bertumbuh dan memberikan imbal hasil yang optimal.

Kemudian ada juga tipe investor yang berinvestasi pada aset yang dipengaruhi permintaan dan pasokan (demand dan supply), umumnya melakukan transaksi aset dalam jangka waktu yang lebih singkat dan bergantung pada momentum waktu dan spekulasi.

Investor tersebut tambahnya, bisa jadi tetap berinvestasi di aset investasi yang memiliki risiko dan imbal hasil yang lebih tinggi, seperti mata uang kripto.

Namun, mereka cenderung lebih bijaksana mengalokasikan porsi asetnya ke investasi lain yang juga minim risiko sehingga ada pembagian alokasi aset dan risiko.

Baca juga: Kapan Waktu Tepat untuk Investasi Emas?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com