JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia dan Uzbekistan menguatkan kerja sama ekonomi di berbagai sektor, khususnya di sektor industri.
Kedua negara dinilai memiliki potensi untuk memperdalam struktur manufaktur melalui peningkatan investasi.
“Kami mendorong terjadinya kolaborasi antara pelaku industri Indonesia dan Uzbekistan, misalnya di sektor industri pupuk. Upaya ini diharapkan dapat mendongkrak daya saing,” kata Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian Muhammad Khayam melalui siaran resminya, dikutip Kompas.com, Senin (24/5/2021).
Baca juga: Industri Baterai Kendaraan Listrik Bisa Sumbang PDB hingga Rp 234,5 Triliun per Tahun
Khayam mengatakan, pihaknya beberapa waktu lalu mendampingi Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel dan sejumlah anggota dewan untuk melakukan muhibah ke negara yang dikenal sebagai Negeri Para Imam.
“Ada peluang kerja sama ekonomi yang lebih baik antara Indonesia dengan Uzbekistan, sehingga bisa memacu neraca perdagangan kedua negara,” tuturnya.
Uzbekistan menjadi salah satu negara mitra penting bagi Indonesia.
Lokasi Uzbekistan yang berada di Asia Tengah dinilai strategis dengan berada di jalur sutera perdagangan.
Selain itu, Uzbekistan juga sedang mengalami perkembangan ekonomi yang cukup pesat.
Baca juga: Soal Dana Hibah Rp 3,7 Triliun, Sandiaga Uno Temui Asosiasi Industri Parekraf
Khayam menyampaikan, delegasi Indonesia melihat peluang Uzbekistan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku bagi industri pupuk di Tanah air.
Salah satu material utama yang selama ini dibutuhkan Indonesia untuk memproduksi pupuk, yakni kalium klorida (KCl).
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanKunjungi kanal-kanal Sonora.id
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.