JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2021 bisa tembus 8,3 persen.
Proyeksi ini mengungguli proyeksi sebelumnya di kisaran 6,9 persen - 7,8 persen. Proyeksi juga melesat dari realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2021 yang mencatat kontraksi -0,74 persen.
"Sehingga proyeksi kami di kuartal II adalah dalam range 7,1 - 8,3 persen," kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR RI secara virtual, Senin (24/5/2021).
Baca juga: Dana Kelolaan BPJamsostek Capai Rp 490 Triliun, Diinvestasikan di Mana Saja?
Berdasarkan estimasinya, konsumsi rumah tangga di kuartal II-2021 tumbuh pada rentang 6 persen - 6,8 persen. Estimasi didasarkan pada tren di bulan April dan prediksi di bulan Mei yang terdorong peningkatan mobilitas masyarakat.
Sementara itu, konsumsi pemerintah terjaga di rentang 8,1 persen - 9,7 persen, dan investasi pada kisaran 9,4 persen - 11,1 persen.
"Ekspor bulan April di atas 50 persen, kita perkirakan (realisasi ekspor) seluruh kuartal 14,9-19,7 persen dan impor tumbuhnya 13-19,7 persen," beber Sri Mulyani.
Sri Mulyani menyebut, mobilitas masyarakat pada bulan April-Mei 2021 meningkat karena adanya faktor musiman bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri.
Terlepas dari faktor musiman, dia melihat konsumsi masyarakat meningkat. Tercatat, consumer index sudah berada di atas 100, sudah lebih tinggi dibanding posisi April 2020.
Baca juga: Sri Mulyani Lagi-lagi Jengkel, Pemda Banyak Alokasikan Belanja untuk Pegawai