Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Punya Dana Kelolaan Jumbo, Begini Cara BPJamsostek Genjot Investasi Langsung

Kompas.com - 24/05/2021, 16:19 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - BPJamsostek atau BPJS Ketenagakerjaan menggandeng Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority (INA) dalam pengelolaan dana investasi.

Kerja sama ini ditandai dengan penandatangan Nota Kesepahaman (MoU) mengenai investasi yang dilakukan antara BPJamsostek dan LPI di Plaza BPJamsostek, Jakarta, pada Senin (24/5/2021).

Dalam kerja sama ini, BPJamsostek akan memanfaatkan LPI untuk menyalurkan investasi yang bersifat langsung (direct investment). Sementara LPI akan mencarikan proyek-proyek strategis untuk investasi langsung BPJamsostek.

Baca juga: Formasi CPNS yang Sepi Peminat Bisa Diisi Pelamar Lain, Ini Aturannya

Direktur Utama BPJamsostek Anggoro Eko Cahyo mengatakan, kerja sama tersebut diharapkan mampu memperdalam direct investment BPJamsostek yang terbilang masih kecil yakni berkisar 1 persen dari total dana kelolaan.

"Saat ini di posisi April 2021 dana yang kami kelola adalah Rp 490 triliun, tidak lama lagi mendekati Rp 500 triliun, ini angka yang besar dan akan jadi potensi yang baik juga buat INA, kita akan lihat apa saja potensi yang baik ke depannya," ujar Anggoro.

Ia menjelaskan, kerja sama investasi ini akan berbentuk skema penyertaan langsung dan co-invest dengan jangka waktu selama dua tahun. Namun saat ini belum ada besaran nilai investasi yang akan dititipkan BPJamsostek ke LPI.

Tetapi berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 55 tahun 2015 tentang Pengelolaan Aset Jaminan Sosial Jamsostek, potensi investasi langsung BPJamsostek mencapai 5 persen atau berkisar Rp 25 triliun yang bisa disalurkan melalui LPI.

"Berharap dengan kerja sama ini maka proyek-proyek yang kami biayai ujungnya bisa menciptakan lapangan kerja. Tentu kami sangat menantikan proyek-proyek yang visible (terlihat) dan sekaligus buka lapangan kerja," ungkapnya.

Baca juga: Dana Kelolaan BPJamsostek Capai Rp 490 Triliun, Diinvestasikan di Mana Saja?

Sementara itu, Anggota Dewan Pengawas INA Darwin Cyril Noerhadi mengatakan, LPI dibentuk pemerintah guna menarik investasi dari dalam maupun luar negeri untuk mendorong perekonomian nasional. Ia bilang, salah satu investor terbesar di Indonesia adalah BPJamsostek.

Lantaran, hal itu tercermin dari dana kelolaan BPJamsostek yang hampir menyentuh Rp 500 triliun saat ini. Sebagian dari dana kelolaan yang besar ini berpotensi untuk masuk ke investasi langsung pada proyek-proyek strategis.

"Investasi asing memang penting, tapi enggak cukup. Maka perlu ada investor lokal dan hari ini kita lakukan penandatanganan dengan investor lokal terbesar, BPJamsostek. Ini momentum terbaik untuk menggerakkan ekonomi kita," ujarnya.

Baca juga: Ada Faktor Musiman, Sri Mulyani Proyeksi Ekonomi RI Kuartal II Tembus 8,3 Persen

Ketua Dewan Direksi INA Ridha Wirakusumah menambahkan, pihaknya akan menawarkan potensi investasi langsung yang sesuai dengan visi-misi BPJamsostek. Baru-baru ini INA telah menyalurkan investasi untuk proyek jalan tol.

"Kami akan mengelola investasi dengan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik, dan ini mudah-mudahan yang membuat BPJamsostek tertarik untuk investasi bersama-sama dengan prinsip kehati-hatian," kata dia.

"Ke depan kami akan mencari tempat-tempat berinvestasi yang cocok dan baik, juga bersifat longterm (jangka panjang) dan stabil serta menciptakan tenaga kerja," tutup Ridha.

Baca juga: Merger dengan Tokopedia, Ini Manfaat Yang Diterima Gojek

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com