BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Kartu Prakerja

Survei Cyrus Network: Tingkat Kepuasan Peserta Kartu Prakerja Capai 96,2 Persen

Kompas.com - 24/05/2021, 16:43 WIB
Alek Kurniawan,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Program Kartu Prakerja yang dijalankan pemerintah untuk mengembangkan kompetensi kerja dan kewirausahaan masyarakat Indonesia berhasil memberikan ragam manfaat bagi pesertanya.

Hal itu terungkap dalam hasil survei yang dilakukan salah satu Lembaga survei anggota Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi), yakni Cyrus Network melalui telepon atau telesurvei pada 1-5 Mei 2021.

Direktur Riset Cyrus Network Fadhil MR mengatakan, sebanyak 96,2 persen responden merasa puas dan sangat puas terhadap platform digital program Kartu Prakerja.

“Sementara itu, sebanyak 96,7 persen menyatakan puas dan sangat puas terhadap lembaga pelatihan di ekosistem Program Kartu Prakerja,” kata Fadhil dalam Pemaparan Laporan Telesurvei Persepsi Penerima Kartu Prakerja Terhadap Penyelenggaraan Program Kartu Prakerja yang ditayangkan di kanal YouTube Cyrus Network, Kamis (20/5/2021).

Di lain sisi, sebesar 96,1 persen responden merasa puas dan sangat puas terhadap mitra pembayaran insentif Kartu Prakerja.

Adapun survei diikuti oleh 2.000 orang responden yang dipilih menggunakan metode simple random sampling dari seluruh penerima program Kartu Prakerja gelombang 1-11.

Responden survei terdiri dari 55,3 persen laki-laki dan 44,7 persen perempuan. Sebanyak 70,3 persen responden berusia antara 18-35 tahun.

Pendidikan responden yang mengikuti survei ini paling banyak pada jenjang sekolah menengah atas (SMA) sebesar 57 persen.

Perihal pelatihan yang diselenggarakan oleh Kartu Prakerja, sebesar 98,7 persen responden mengaku mendapat manfaat dari pelatihan tersebut. Sekitar 92,6 persen di antaranya bahkan merasa bahwa ilmu yang didapat bisa diaplikasikan di tempat kerja dan tempat usaha.

Selain mendapatkan tambahan pengetahuan dan keterampilan, mayoritas penerima Kartu Prakerja juga mengaku mengalami perbaikan sikap setelah mengikuti pelatihan tersebut.

Fadhil MR mengatakan, hasil survei juga mengungkapkan bahwa program Kartu Prakerja dapat meningkatkan produktivitas. Sebanyak 91,9 persen responden merasa mampu mengerjakan pekerjaan lebih baik dibandingkan sebelum mengikuti pelatihan.

Sebesar 86,2 persen mampu mengerjakan pekerjaan lebih banyak dibandingkan sebelum mengikuti pelatihan.

“Demikian juga 92 persen responden merasa lebih baik dalam menyangkut ketepatan waktu mengerjakan pekerjaan,” paparnya.

Ilustrasi bekerjaDOK. SHUTTERSTOCK Ilustrasi bekerja

Peningkatan daya saing

Survei itu juga menyebut adanya peningkatan daya saing para peserta setelah mengikuti pelatihan.

“Sebanyak 83,8 persen peserta menyatakan materi pelatihan yang diambil sesuai dengan kebutuhan dalam bekerja. Sementara itu, 96,8 persen responden merasa mampu beradaptasi dengan baik di dunia kerja,” papar Fadhil.

Sebesar 92,3 persen responden mengakui bahwa mereka mampu bersaing dengan baik di perusahaan tempat bekerja setelah mengikuti pelatihan.

Kemudian, secara berturut-turut 92,8 persen merasa memiliki kreativitas tinggi, 93,7 persen lebih mampu memilih bahan baku berkualitas, 96,1 persen mampu menentukan harga terbaik bagi produk yang dibuat, dan 94,3 persen memiliki metode pemasaran produk yang baik serta mampu memanfaatkan media sosial dengan baik untuk memasarkan produk.

“Khusus bagi yang menggeluti dunia wirausaha, 97,1 persen penerima Kartu Prakerja menyatakan lebih percaya diri, 97,3 persen menjadi lebih optimistis, 98,4 persen menjadi lebih berinisiatif dan disiplin dalam berusaha, serta 98,0 persen menjadi lebih bertanggung jawab,” kata Fadhil.

Dari beragam manfaat yang dihasilkan dari program Kartu Prakerja, 98,4 persen responden pun setuju dan sangat setuju mendukung kelanjutan program ini ke depan.

Terkait survei yang dilakukan Cyrus Network, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Purbasari merasa lega karena hasilnya terbilang positif.

“Tidak hanya terkait proses dalam mengikuti Kartu Prakerja, tapi juga hasil yang didapat. Tidak hanya keterampilan yang diperoleh, tapi juga menyangkut sikap,” kata Denni pada kesempatan yang sama.

Ia juga menggarisbawahi bahwa para penerima Kartu Prakerja merasa memiliki rasa kepercayaan diri, disiplin, inisiatif, dan tanggung jawab yang lebih besar setelah mengikuti pelatihan.

“Hal-hal seperti itu merupakan soft skills yang harus dimiliki angkatan kerja dalam menjawab tantangan pasar kerja saat ini,” katanya.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah yang hadir pada acara tersebut juga turut memberi komentar atas hasil survei persepsi peserta terhadap program Kartu Prakerja.

Menurut Piter, tidak banyak program yang dirancang dari nol mendapatkan evaluasi terus-menerus. Bahkan, hasil evaluasi tersebut disampaikan secara transparan kepada publik.

“Pola seperti itu seharusnya dilakukan untuk semua program pemerintah agar proses pembelajaran dan perbaikan terjadi secara berkesinambungan,” papar Piter.

Dengan proses evaluasi yang dilakukan Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, tambahnya, perbaikan akan dilakukan secara terus-menerus dan bisa menyempurnakan program yang dijalankan.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com