Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KURASI KOMPASIANA] Menjaga Kesehatan Mental di Media Sosial | Mengenal Mental Block | Rasanya 2 Kali Terinveksi Covid-19

Kompas.com - 24/05/2021, 18:18 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Semakin hari, sejak pandemi misalnya, durasi kita menggunakan media sosial bertambah.

Akan tetapi, semakin sering kita menggunakan media sosial, maka akan berbanding lurus dengan jumlah orang yang kita lihat --lewat beragam latar belakang dan sifatnya.

Karena kalau bukan penggunanya sendiri yang mengontrol diri akan akses terhadap media sosial bisa jadi berdampak pada kesehatan mental.

Oleh karena itu bila sudah kecanduan menggunakan media sosial, barangkali, itu sudah jadi kebiasaan yang tidak baik lagi.

1. Media Sosial Itu Panggung, Begini Caranya untuk Menjaga Kesehatan Mental

Media sosial, menurut Kompasianer Firda Fatimah, memang sebagai salah satu tempat untuk tampil dan mengekspresikan diri.

Lewat media sosial seseorang akan merasa senang ketika keberadaanya diakui, apalagi jika kemudian muncul apresiasi bagus dari orang lain.

Namun, kita hanya perlu memahami bahwa apa yang tampak itu hanya sebagian dari cerita, hidup yang sesungguhnya bisa jadi lebih kompleks daripada sekadar unggahan di media sosial.

Belum lagi pengguna media sosial yang pasif namun sering memantau media sosial dengan gulir sana-gulir sini berpotensi mengalami gangguan mental.

"Emosi negatif yang juga disebut Fear of Missing atau FOMO kemungkinan dapat mereka alami dengan merasakan kehampaan, marah, dan emosi-emosi negatif lainnya," tulis Kompasianer Firda Fatimah. (Baca selengkapnya)

2. Mengenal Mental Block dan Kiat Jitu Mengatasinya

Kompasianer Siska Artati kini mulai kembali membuka catatan atas target yang telah dibuat sendiri selama ramadhan ini.

Saat melihat catatan tersebut, Kompasianer Siska Artati justru teringat akan mental block atau perasaan tidak yakin akan diri.

"Bila ingin meraih kesuksesan di segala bidang, maka harus mengubah perasaan "tidak yakin" menjadi "yakin", bahwa kamu mampu mencapai suatu tujuan yang ditetapkan secara sadar," tulis Kompasianer Siska Artati.

Apalagi ketika orang terlalu sibuk memikirkan kekurangan atau kelemahan dirinya sendiri. Lama-kelamaan timbul rasa minder (inferior). (Baca selengkapnya)

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com