KOMPASIANA---Krisis seperempat abad atau ”quarter life crisis” umumnya dialami para dewasa muda di usia 20-an tahun.
Serangan emosional kepada mereka diri bisa datang dari mana saja. Sehingga, kerap kali para milenial ini mempertanyakan dan meragukan eksistensi diri.
Tantangan terberatnya ketika sudah membandingkan pencapaian dirinya dengan orang lain yang usianya ada di bawah maupun di atas mereka.
Akan tetapi bagi mereka yang bisa melewati masa krisis ini pada akhirnya akan membuat individu tumbuh semakin dewasa.
1. Merayakan Usia 25 dengan Gembira
Pada usia 25 tahun dengan asumsi jenjang pendidikan ditempuh normal, maka seseorang minimal sudah lulus S1.
Kompasianer Indah Novita ingat, pada usia 25 tahun adalah masa-masa amat bersemangat, dan (ingin) produktif dalam berkarya.
"Saya suka merencanakan sesuatu yang hebat, namun kadang niat kurang kuat untuk mewujudkannya," tulis Kompasianer Indah Novita.
Jika belum bekerja, bisa jadi sangat tertekan karena orang di sekitar pasti sering bertanya ini-itu tentang status pengangguran yang disandang.
Jadi, pada posisi tersebut kita mesti sabar dan tidak berputus asa. (Baca selengkapnya)
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.