Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Ungkap Kekebalan Sektor Pertanian di Tengah Pandemi

Kompas.com - 26/05/2021, 18:30 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkap bahwa laju pertumbuhan ekonomi sektor pertanian kebal dari dampak pandemi Covid-19.

Ia menegaskan bahwa sektor pertanian adalah kunci utama dalam meningkatkan dan memulihkan ekonomi nasional yang sempat terperosok akibat pandemi Covid 19 berkepanjangan.

Pertanian juga dinilai sumber utama PDB serta sumber ekonomi keluarga karena mampu membuka lapangan kerja secara luas.

Baca juga: Sri Mulyani Sebut Program Vaksinasi Covid-19 RI Peringkat Ke-11 Dunia

"Dalam beberapa tahun terakhir, pertanian tumbuh terus menerus, bahkan sampai 3-4 persen, dan tetap positif di tengah pandemi Covid-19 berkepanjangan," ujar Sri Mulyani, dikutip dari keterangan resmi Kementerian Pertanian pada Rabu (26/5/2021).

Menurut Sri Mulyani, sejauh ini sektor pertanian Indonesia mampu mendorong ketahanan dan kedaulatan pangan secara cepat serta mampu menyiapkan ketersediaan pangan dalam menghadapi kemungkinan adanya ancaman krisis pangan global.

"Pertanian merupakan salah satu sektor kunci untuk mendukung perekonomian domestik, terutama untuk mendorong ketahanan dan kedaulatan pangan nasional, dalam menghadapi ancaman krisis global," katanya.

Baca juga: Sri Mulyani: Banyak Program di Daerah Kuras APBD, tapi Hasilnya Enggak Ada...

Berdasarkan data pada Agustus 2020, Sri Mulyani menyebut ada sekitar 38,23 juta orang yang bekerja di sektor pertanian. Bahkan produktivitas tenaga kerja secara tahunan tetap dalam posisi tren meningkat, yakni rata-rata 10 persen tahun.

"Pemerintah juga akan terus menyediakan anggaran untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan mendukung pemulihan ekonomi yang lebih baik," katanya.

Mengenai hal ini, Sri Mulyani mengatakan bahwa Indonesia sudah membangun lumbung pangan nasional yang disebut dengan food estate. Pembangunan baru dilakukan di 3 wilayah, yaitu Provinsi Kalimantan Tengah, Sumatera Utara dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Baca juga: Sri Mulyani Lebih Pilih Kenakan Denda ke Pengemplang Pajak, ketimbang Pidana Penjara

"Bahkan hasil dari pengembangan food estate ini sudah bisa dirasakan dengan adanya panen raya di atas rata-rata 8 ton per hektar. Kita harapkan ke depan program food estate semakin merata di seluruh Indonesia," tandasnya.

Secara terpisah, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa pembangunan ketahanan pangan oleh pemerintah sudah berada dalam jalur yang tepat. Data BPS menyebutkan, sektor pertanian mengalami pertumbuhan 2,95 persen di kuartal I 2021.

Pertumbuhan positif ini melanjutkan tren yang dicapai tahun lalu yang tumbuh 1,75 persen di saat sektor-sektor lainnya mengalami kontraksi.

"Kita on the right track, kita sudah dalam trek yang betul, tinggal memang membutuhkan kebersamaan yang lebih kuat untuk menghadirkan pertanian yang lebih baik," katanya.

Baca juga: 60 Ha Sawah di Mukomo Terancam Gagal Panen, Mentan Imbau Petani Ikut AUTP

SYL menambahkan, ekspor komoditas pertanian Indonesia juga mengalami kenaikan dari Rp 390,16 triliun di 2019 menjadi Rp 451,77 triliun atau tumbuh 15,79 persen. Struktur nilai ekspor pertanian ini didominasi oleh subsektor perkebunan.

"Ini kondisi rill yang ada. Berarti semua produktivitas kita baik itu tanaman pangan padi jagung misalnya, hortikultura, termasuk sayur-sayuran dan lain-lain, kemudian peternakan, kemudian tentu saja perkebunanan kita yang sudah mampu menunjang hasil yang ada," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com