Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[TREN BISNIS KOMPASIANA] Investasi Emas di Era Digital | Peluang dalam Investasi Saham | Penyebab Belanja Online Lebih Boros

Kompas.com - 26/05/2021, 20:26 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Hingga kini investasi emas masih diminati banyak orang lantaran harganya yang terus naik.

Namun, bagi para investor pemula atau yang ingin memulai investasi emas, ada baiknya tetap memahami terlebih dahulu investasi logam mulia tersebut.

Lebih lanjut, untuk investor pemula perlu menetapkan target atau tujuannya. Apalagi jika ingin investasi emas, biasanya mereka bertujuan untuk jangka panjang.

Akan tetapi masihkah menarik melakukan investasi emas pada era digital seperti sekarang ini?

1. Investasi Emas di Era Digital, Masih Menarik?

Meskipun telah melalui berbagai era hingga kini ada mata uang kripto di era digital, emas tetap tidak kehilangan kilaunya.

Kini emas tidak lagi digunakan sebagai mata uang, namun lebih kepada instrumen investasi.

Namun, dengan makin beragam dan canggihnya instrumen investasi di era digital, banyak yang menyangsikan apakah investasi emas masih menarik?

Kini platform investasi emas secara digital makin beragam. Setidaknya ada beberapa nama populer yang bergerak di platform investasi emas secara online seperti Tamasia, IndoGold, Pegadaian, dan Pluang.

Beberapa platform bahkan juga telah bekerja sama dengan e-commerce untuk lebih memperluas akses ke masyarakat.

"Konsep beli emas secara online sama halnya dengan perdagangan berjangka, penjual memiliki barang yang diperdagangkan (dalam hal ini emas ya) yang harus matching dalam jangka waktu tertentu," tulis Kompasianer Septian Ananggadipa. (Baca selengkapnya)

2. Biaya Peluang dalam Investasi Saham dan Mengapa (Terkadang) Strategi Investasi Terbaik adalah Duduk Manis

Belakangan animo masyarakat Indonesia terhadap dunia pasar modal, khususnya saham dan cryptocurrency, sedang tinggi-tingginya.

Pasar saham telah lama dipandang sebagai salah satu alternatif ini.

Kompasianer Satya Anggara melihat karena kita dapat memilih mau menjadi trader yang aktif jual-beli saham dan meraup sekian persen keuntungan dari tiap transaksi dan lain sebagainya.

Pilihan strategi memanglah melimpah dan kita dapat berkreasi dengan lebih banyak strategi rumit seperti misalnya short-selling maupun arbitrage.

"Kendati demikian, kerap kali pertanyaan 'satu triliun Rupiah' terkait 'main saham' ada pada bagaimana cara menggunakan setiap strategi secara tepat," tulis Kompasianer Satya Anggara. (Baca selengkapnya)

3. Penyebab Belanja Online Lebih Boros daripada Langsung ke Toko

Belanja online terlihat lebih murah daripada belanja langsung di toko atau pasar.

Hal ini terbilang wajar, karena rata-rata para penjual di toko online tidak perlu mengeluarkan biaya lebih untuk sewa tempat.

Tak hanya itu, biasanya saat kita belanja online pun kita mendapatkan banyak tawaran menarik dari produk toko online yang kita biasa gunakan.

Walau barang tersebut bukan barang baru dan barang bekas tetap saja banyak yang membeli karena langka, apalagi jika dijualnya dengan harga murah, barangnya masih bagus dan lengkap," tulis Kompasianer Yohanes Ishak. (Baca selengkapnya)

***

Temukan beragam konten menarik terkait dunia bisnis di Kompasiana lewat subkategori Bisnis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com