Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua Himbara soal Tarif ATM Link: Tidak Ada Ketentuan Apa Pun yang Dilanggar

Kompas.com - 27/05/2021, 10:12 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Kesepakatan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yang mengenakan kembali tarif tarik tunai dan cek saldo di ATM Link direspons beragam oleh nasabah.

Komunitas Konsumen Indonesia (KKI) mewakili konsumen Indonesia bahkan melaporkan Himbara ke Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).

Kendati demikian, Ketua Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara) Sunarso memastikan tidak ada aturan yang dilanggar terkait pengenaan kembali tarif di ATM berlogo Link itu. Sebab, sebelum 2018, Bank Himbara juga mengenakan biaya transaksi di jaring ATM Link.

“Lalu setelah 2018 untuk tahap penetrasi dan periode promosi itu dibebaskan. Pengenaan kembali biaya cek saldo di ATM Link Himbara itu tidak ada ketentuan apa pun yang dilanggar,” ujar Sunarso secara virtual pada Selasa (25/5/2021).

Baca juga: Bank Mandiri Pastikan Transaksi di ATM Link Tetap Gratis, Asal...

Dia mengatakan, nasabah Himbara masih tetap melakukan transaksi gratis di ATM Link dengan syarat menggunakan ATM Link milik bank yang bersangkutan.

Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) ini memberi contoh, pemegang kartu debit BRI bisa melakukan pengecekan saldo secara gratis di ATM BRI. Selain itu, Sunarso menyatakan, nasabah juga bisa melakukan transaksi tersebut di mobile banking masing-masing bank.

“Sebenarnya ini semua masih manjakan nasabah bila dibandingkan menggunakan ATM selain Humbara. Ini masih jauh murah dan masih gratis bila tahu caranya,” ucap dia.

Adapun Direktur BRI Handayani menambahkan, pengenaan kembali biaya ini lantaran besarnya biaya untuk mengintegrasi semua ATM Link milik Himbara. Ia bilang, pengenaan tarif ini hanya untuk transaksi off us transaction.

“Jadi itu, kalau ATM-nya debit BRI, di ATM Link BRI maka gratis. Biaya itu lebih rendah dibandingkan 2018, sebelum kita integrasikan semua ATM Link. Berdasarkan histori transaksinya, besaran biaya untuk integrasikan ATM Himbara ini antara anggota Himbara di 2020 tercatat Rp 133 miliar terhadap total anggota Himbara,” tuturnya.

Baca juga: BRI Buka Suara Soal Pengenaan Tarif di ATM Link

Konsumen lapor KPPU

Namun tak sedikit, nasabah menerima penetapan kembali tarif ini. Komunitas Konsumen Indonesia (KKI) mewakili konsumen Indonesia pun melaporkan Himbara ke Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)

Ketua KPPU Kodrat Wibowo mengungkap telah menerima laporan itu pada Selasa (25/5). Ia menyebut konsumen tidak setuju dengan penerapan tarif penggunaan ATM berlogo Link yang akan mulai berlaku pada awal Juni mendatang.

“Dugaannya ke KPPU bukan praktik persaingan tidak sehat. Namun perjanjian atau kesepakatan antara pelaku usaha dalam penentuan harga alias kartel,” ujar Kodrat kepada KONTAN pada Rabu (26/5/2021) malam.

Sebelumnya, Ketua Komunitas Konsumen Indonesia David Tobing melaporkan bank Himbara yang terdiri dari Bank BRI, BNI, BTN, dan Bank Mandiri ke Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) terkait pengenaan biaya transaksi cek saldo dan biaya tarik tunai di ATM Link.

Baca juga: Apa Perbedaan dari ATM Link, ATM Bersama, dan ATM Prima?

Ia menerangkan ada beberapa alasan yang mendasari KKI melaporkan Himbara ke KPPU. Pertama, bahwa bank pada Himbara (Mandiri, BRI, BTN dan BNI) telah membuat Perjanjian dengan Pelaku Usaha Pesaing untuk menetapkan harga atas suatu barang/jasa yang harus dibayar oleh konsumen atau pelanggan pada pasar bersangkutan yang sama dengan cara pengenaan biaya cek saldo dan tarik tunai bagi Nasabah ATM Link tanggal 1 Juni 2021.

"Ini melanggar Pasal 5 UU No 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha," ujarnya dalam siaran pers, Selasa (24/5/2021).

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com