Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KARIER

Berkarier Sekaligus Menginspirasi Anak Muda, Begini Cara Parwis Menjalani Hidup agar Bermakna

Kompas.com - 27/05/2021, 17:01 WIB
Alek Kurniawan,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pilihan karier tidak melulu harus sesuai dengan latar pendidikan. Seseorang bahkan bisa menentukan perjalanan kariernya dari hobi, minat, atau kesempatan yang datang dan bertolak belakang dengan jurusan saat menempuh studi.

Hal itu dirasakan sendiri oleh Muhammad Parwis, seorang bankir yang tidak memiliki latar belakang ilmu perbankan.

Setelah lulus dari Jurusan Kedokteran Hewan di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Parwis menambatkan pilihan karier pertamanya di industri ritel. Setelah setahun berkutat di dunia ritel, ia kembali pindah haluan ke industri lain, yakni perbankan.

“Meski tidak jadi dokter hewan, saya tidak sedih. Saya justru bersyukur karena bisa mencoba hal baru dan berbeda di dunia perbankan. Ternyata, walaupun tantangannya beragam, (karier yang saya jalani) sangat menyenangkan. Saya pun punya banyak kesempatan untuk mengembangkan potensi diri,” kata Parwis kepada Kompas.com, Rabu (26/5/2021).

Baca juga: Menjaga Work Life Balance dan Terus Belajar, Kunci Sukses Berkarier

Selama bekerja di bank, Parwis merasakan atmosfer lingkungan yang mendukung kegiatannya. Latar belakang pendidikan nonfinansial tak menjadi hambatan kariernya.

Berbekal motivasi dan pelatihan-pelatihan yang disediakan perusahaan, Parwis dapat menyesuaikan diri ketika dipercaya memegang posisi yang berbeda. Mulai dari teller, customer service, hingga kini ia diberikan tanggung jawab yang lebih besar sebagai digital banking manager yang bertugas di Digital Lounge CIMB Niaga Centre Point, Medan, Sumatera Utara.

Sejak awal berkarier di bank, Parwis mengakui bahwa setiap tahap yang dilalui mendukung pengembangan dirinya, terutama dari sisi komunikasi.

“Saya diberikan banyak kesempatan training, salah satunya training untuk meningkatkan skill komunikasi. Dengan beragam ilmu yang saya peroleh, komunikasi dengan nasabah pun menjadi lebih baik hingga saat ini,” tutur Parwis.

Terpilih sebagai duta CIMB Niaga

Selama lebih dari enam tahun bekerja di CIMB Niaga, pria kelahiran 6 April 1990 itu terus menorehkan prestasi.

Parwis pernah meraih Customer Experience Award CIMB Niaga dari Kantor Cabang Kota Banda Aceh. Terbaru, Parwis juga terpilih sebagai salah satu duta CIMB Niaga, tepatnya menjadi Kejar Mimpi Employee Warrior.

“Sebagai employee warrior, saya tidak hanya bertanggung jawab untuk menyebarkan hal-hal positif ke internal maupun lingkungan sekitar, tapi juga dibekali dengan program pengembangan diri. Saya bisa meningkatkan kemampuan komunikasi, branding, dan hal-hal baru yang menantang,” katanya.

Parwis menjelaskan, Kejar Mimpi Employee Warrior adalah wadah bagi karyawan CIMB Niaga untuk menginspirasi dan memperkenalkan CIMB Niaga kepada lingkungan sekitar. Program ini mendorong setiap karyawan untuk aktif dan berani mewujudkan aspirasinya melalui konten-konten kreatif yang berbobot di media sosial.

Baca juga: Manajemen Waktu, Kunci Keseimbangan Karier dan Kegiatan Sosial

Dengan aktif menjadi Kejar Mimpi Employee Warrior, interaksi Parwis di lingkungan CIMB Niaga juga semakin luas. Setiap hari, ia bisa berdiskusi dengan sesama employee warrior dari berbagai daerah dan lintas direktorat.

Hal itu turut memupuk rasa percaya diri dan meningkatkan pemahaman terhadap beragam karakter orang. Dengan demikian, ia terbantu dalam menjalankan pekerjaan sehari-hari di Digital Lounge CIMB Niaga yang sering berinteraksi dengan banyak orang, termasuk generasi milenial.

“Bahkan, ngobrol seru di grup WhatsApp dengan teman-teman employee warrior juga bisa menghilangkan kepenatan,” ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com