KOMPASIANA---Isolasi mandiri, physical distancing, hingga tetap beraktivitas meski dari rumah tentu saja berdampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap tingkat stress individu.
Oleh karena itu, pandemi tak bisa lepas dari permasalahan psikologis.
Setiap orang punya permasalahan yang berbeda, tapi itu tergantung pada situasi-situasi yang tengah diperjuangkan seperti ketahanan terhadap stres, latar belakang kesehatan mental, dan dampak disrupsi pandemi.
Maka, penting untuk setiap orang, mulai dari saat ini misalnya, mesti memiliki ketahanan psikologis yang baik agar tidak menyerah ketika menghadapi keadaan.
1. Tanda Ketahanan Psikologis dalam Menghadapi Krisi
Tidak semua orang bisa menghadapi kerasnya hidup ini dengan ketahanan psikologis yang kuat, pada masa saat krisis atau pandemi misalnya.
Namun, setiap orang menemukan cara mereka sendiri untuk memperbaiki dan mengelola krisis kehidupan yang dialaminya.
Cara kita menangani krisis, menurut Kompasianer Himam Miladi, adalah ujian bagi karakter dan kepribadian kita.
Beberapa orang sudah siap menghadapi kesulitan yang akan datang, sementara yang lain terlambat mengambil pelajaran.
"Orang yang tangguh secara psikologis memiliki banyak karakterisik, di antaranya mengejar tujuan hidup dengan gairah," tulis Kompasianer Himam Miladi. (Baca selengkapnya)
2. Dekadensi dan Hiperrealitas dalam Media Sosial
Orang tampak terlihat secara nyata dengan mereka didalam layaknya berada pada ruangan yang bernama ruang virtual.
Kehidupan kita tampak dalam dua dimensi, hal ini yang terkadang perlu untuk diamati mengenai interaksi manusia masa kini.
Interaksi manusia masa kini ditunjukan dengan kehadiran yang tidak hanya nyata, tetapi juga di dunia maya.
Sebagai contoh Kompasianer I Dewa Ayu mengamati interaksi yang menggunakan media sosial selalu menampilkan hal yang bagus-bagus saja, baik kehidupan tanpa kesengsaraan.