Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Barang Dagang Dunia Senilai Rp 215.212 Triliun Lewati Laut RI

Kompas.com - 28/05/2021, 07:41 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) mengungkap besarnya potensi komoditas perdagangan dunia yang melintasi perairan Indonesia per tahun.

Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves Basilio Dias Araujo menyebut, berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terdapat 40 persen potensi barang perdagangan dunia melintasi laut Indonesia.

Sayangnya, potensi senilai 15 triliun dollar AS per tahun atau sekitar Rp 215.212 triliun per tahun yang melewati perairan Nusantara ini hasilnya belum dirasakan pelabuhan-pelabuhan di Indonesia. Artinya, barang-barang tersebut cuma lewat tanpa singgah di pelabuhan Indonesia.

Baca juga: Indonesia Ternyata Rutin Impor Produk Israel, Apa Saja?

“Potensi barang perdagangan dunia yang melewati Indonesia sangat besar, tapi kita belum bisa mengakses potensi itu,” ungkapnya dalam keterangan resmi yang dikutip pada Jumat (28/5/2021).

Besarnya potensi tersebut tidak lepas dari keberadaan sejumlah selat di Indonesia yang merupakan lalu lintas utama perdagangan dunia.

Ia menyebutkan, Selat Malaka misalnya, tiap tahun dilalui lebih dari 120.000 kapal untuk aktivitas dagang dunia. Dari jumlah itu, potensi pasar yang hilang di Selat Malaka senilai lebih dari 173 miliar dollar AS.

Adapun perairan lain juga memiliki potensi besar seperti Selat Sunda yang dilewati lebih dari 56.000 kapal per tahun dan Selat Lombok yang dilalui lebih dari 36.000 kapal per tahun.

Baca juga: Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI Minta Ketahanan Eksternal Perekonomian Dijaga

“Kita juga memiliki 3 alur laut kepulauan Indonesia yaitu ALKI I, ALKI II, dan ALKI III. Alur-alur pelayaran ini adalah suatu kemewahan yang dimiliki Indonesia, namun jika kita bangun pelabuhan kita berdasarkan konsep by design semau kita tanpa memperhatikan kebutuhan market, maka kita tidak akan bisa memetik hasil apa-apa,” ujarnya.

Ia mengakui, orientasi pembangunan pelabuhan Indonesia selama ini masih dilakukan tanpa memikirkan kebutuhan pasar atau ‘by market needs’.

Ia menyebut konsep pembangunan pelabuhan selama ini kurang peduli dengan kebutuhan pasar atau kebutuhan kapal orang/ negara lain yang lewat di wilayah perairan Indonesia.

“Oleh karena itu saya dari Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi ingin membangun konsep kedaulatannya, yakni bagaimana kita bisa sama-sama membangun konsep kedaulatan maritim dari segi logistiknya, perdagangannya, lalu bagaimana kita bisa membangun konsep ketahanan maritim untuk bisa menghadapi negara-negara lain,” katanya.

Semua ucapan Basilio Dias Araujo ini disampaikan saat menghadiri penandatanganan Perjanjian Kerjasama Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) dengan PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) anak Perusahaan PT. Krakatau Steel.

Baca juga: Bantah Dagang Vaksin Gotong Royong, Erick Thohir: Pemerintah Sudah Keluarkan Rp 77 Triliun

“Untuk itu, dengan kolaborasi dengan berbagai pihak dan salah satunya penandatanganan perjanjian ini, saya berharap kita bisa mempercepat dan memaksimakan persiapan pembangunan pelabuhan demi menjaga kedaulatan, sekaligus memaksimalkan potensi ekomomi yang dapat kita raih” tambahnya.

Sementara itu, Kepala BPKS Iskandar Zulkarnain mengungkapkan bahwa dengan penandatanganan perjanjian kerjasama ini, besar harapannya agar kerja sama berjalan dengan baik, khususnya mengenai pengembangan Pelabuhan Sabang dan juga Aceh.

"Melalui kerja sama ini, besar harapan kami agar Pelabuhan Bebas Sabang ini dapat mendongkrak perekonomian khususnya di Sabang dan semoga kita bisa bekerja sama dengan baik,” jelasnya.

Adapun Direktur Utama PT KBS Akbar Djohan mengatakan bahwa penandatanganan ini menjadikan langkah yang strategis dengan harapan terciptanya konektivitas pelabuhan curah di Indonesia serta untuk bersama mempersiapkan Indonesia menjadi poros maritim dunia.

“Juga harapan kita bagaimana dukungan Kemenko Marves untuk bisa kami diberi kesempatan membuktikan bahwa kemampuan port di KBS maupun BPKS ini bisa segera mewujudkan poros maritim dunia di mana dari situ berangkat global supply chain bisa terealisasikan, untuk bisa memberikan nilai tambah ekonomi baik langsung maupun tidak langsung,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com