Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[TREN LOVE KOMPASIANA] Dilema Menemukan Jodoh, Cari Sendiri atau Dijodohkan?

Kompas.com - 28/05/2021, 16:16 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Lama tidak punya pasangan dan ingin seperti orang-orang bisa membagikan kebahagiaannya kepada orang lain bersama pasangannya, kenapa tidak mencoba dijodohkan saja?

Ya, biasanya, persoalan sulit mendapat jodoh biasanya juga dialami individu yang berkepribadian tertutup.

Dengan kata lain, permasalahan untuk dijodohkan ini menjadi dilema orang yang masih menjomlo.

Namun, adakah pertimbangan lain ketika mau atau tidak menima perjodohan dari orang lain --termasuk keluarga sendiri, misalnya?

1. Dilema antara Cari Jodoh Sendiri atau Dijodohkan

Kompasianer Avy sempat berpikir untuk minta dijodohkan saja, karena tipe laki-laki yang diimpikan itu tidak sama dengan yang disukai orangtua terutama Ibunya.

"Menurut saya, idealnya suami dan istri itu harusnya selalu berdekatan untuk bersama-sama menghadapi masalah yang ada dalam rumah tangga termasuk masalah anak," tulis Kompasianer Avy, ketika pertama dijodohkan.

Untuk mempermasalahkan perjodohan selama kedua belah pihak saling memahami.

Karena, lanjutnya, hubungan setelah pernikahan itu tidaklah sesederhana yang dibayangkan.

Kita bisa mencari tahu atau mengenal calon yang akan kita "tembak" lewat stalking di media sosial. (Baca selengkapnya)

2. Usia 26 Tahun Ditanya Menikah, Perlukah Dijodohkan?

Kompasianer Musa Hasyim sebenarnya tidak menolak orang yang menikah di bawah usia 30 tahun, itu adalah hak masing-masing.

"Biarkan orang lain itu menikmati kejombloannya, barangkali dia sedang meniti karir, belum menemukan kecocokan, atau memang sedang ingin sendiri," tulis Kompasianer Musa Hasyim.

Akan tetapi, Kompasianer Musa Hasyim tidak menafikan jika orang yang menikah akan memiliki motivasi lebih tinggi untuk bekerja lebih keras.

Namun, lanjutnya, menikah itu soal kesiapan meski orang kadang meragukan kesiapan yang tidak ada habisnya. (Baca selengkapnya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com