Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karyawan Garuda Mau Temui Jokowi Minta Perusahaan Diselamatkan

Kompas.com - 29/05/2021, 11:47 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Serikat Karyawan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk akan menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memohon dukungan penyelamatan perusahaan.

Maskapai flag carrier itu tengah dalam upaya restrukturisasi. Salah satu langkah manajemen yakni berupa pengurangan karyawan melalui program pensiun dini.

Koordinator Serikat Bersama Serikat Karyawan PT Garuda Indonesia, Tomy Tampatty, di mengatakan masih banyak cara yang dapat dilakukan untuk penyelamatan PT Garuda Indonesia sebagai aset bangsa yakni opsi Merah Putih NKRI.

"Masih banyak potensi lain yang bisa ditempuh untuk penyelamatan Garuda Indonesia sebagai flag carrier. Kami akan sampaikan beberapa usulan kepada Presiden Joko Widodo dalam waktu dekat," kata Tomy dilansir dari Antara, Sabtu (29/5/2021).

Baca juga: Kemenaker Minta Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air Hindari PHK Karyawan

Selain menemui Joko Widodo, Serikat Bersama yang juga tergabung di dalamnya seperti Asosiasi Pilot Garuda dan Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia, akan menemui Ketua MPR, DPR, DPD, Menteri BUMN, Menteri Keuangan, Menteri Perhubungan, Komisi V, komisi VI dan komidi XI DPR RI.

Tomy juga menuturkan bila seluruh karyawan Garuda Indonesia tetap optimis dan solid menjaga kelangsungan perusahaan dan berkomitmen tinggi, bekerja dengan baik untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada seluruh pelanggan.

Dirinya juga menegaskan bila seluruh karyawan sudah menjalani pemeriksaan kesehatan antigen sebelum penerbangan dan fasilitas yang digunakan sudah aman.

Artinya dirinya memastikan bila seluruh kegiatan penerbangan tetap mematuhi aturan yang berlaku dan berharap kedepan berjalan normal lagi.

Baca juga: Garuda-Sriwijaya Air Kurangi Karyawan, Lion Air Buka Lowongan Kerja

Tomy menyebut ada lini bisnis yang perlu dimaksimalkan agar keuangan Garuda Indonesia bisa lebih baik. Misalnya memaksimalkan kerja sama dengan para lessor.

“Permasalahan utama kita dengan lessor. Negosiasi dengan lessor ini harus dilakukan dengan masksimal karena ini berkaitan dengan alat produksi. Jika ini bisa dimaksimalkan, pensiun dini akan menjadi opsi terakhir,” kata dia.

Di sisi lain, Tomy menilai saat ini sudah ada langkah pembenahan, namun ia menilai kurang maksimal, baik dengan lessor, vendor, maupun dengan lini bisnis lain seperti kargo ataupun carter.

Menurut dia, bila bisnis bisa dimaksimalkan, maka Garuda Indonesia akan memperoleh pendapatan yang lebih baik. Hal itu dinilai sebagai upaya penyelamatan perusahaan yang lebih permanen.

Baca juga: Karyawan Ungkap Alasan Garuda Indonesia Tawarkan Pensiun Dini

“Kami berharap pemerintah mengkaji lagi opsi yang diberikan, dan sebenarnya ada opsi yang kita berikan dapat menyehatkan Garuda Indonesia lebih permanen. Kalau tidak, dikucurkan Rp 500 trilun saja pun bisa habis, karena itu tadi kompetisi tidak jelas,” ucap Tomy.

Tomy mengatakan tidak mempermasalahkan siapapun karyawan Garuda Indonesia yang mengambil opsi pensiun dini. Namun, ia berharap pemerintah bisa kembali mengkaji opsi penyelamatan Garuda Indonesia.

“Posisi kami menyatakan terkait program pensiun dini, tidak dalam posisi menolak atau menerima. Kami persilahkan, kepada teman-teman karyawan yang mau mengambil,” ungkap dia.

Sebelumnya, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, tawaran pensiun disodorkan ke karyawan agar maskapai nasional tersebut bisa bertahan di tengah krisis akibat pandemi Covid-19.

Opsi pensiun dini ditawarkan agar perusahaan lebih sehat, serta adaptif menjawab tantangan kinerja usaha di era kenormalan baru.

Baca juga: Garuda Indonesia Tawarkan Pensiun Dini bagi Karyawannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com