Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rugi Terdampak Pandemi, AirAsia Group Cari Dana Rp 8,65 Triliun

Kompas.com - 29/05/2021, 13:06 WIB
Mutia Fauzia

Penulis

Sumber Forbes

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - AirAsia Group berencana untuk mencari pendanaan senilai 604,6 juta dollar AS atau sekitar Rp 8,65 triliun tahun ini melalui pinjaman hingga penjualan saham.

Dilansir dari Forbes, Sabtu (29/5/2021) langkah tersebut diambil untuk menyediakan likuiditas yang cukup bagi maskapai yang merugi akibat dampak negatif dari pandemi Covid-19.

Pada pekan ini,  AirAsia Group baru saja melaporkan kinerja keuangan mereka yang tercatat merugi selama tujuh kuartal berturut-turut akibat dampak dari kebijakan larangan penerbangan serta isolasi total atau lockdown oleh pemerintah Malaysia. Secara keseluruhan, AirAsia Group merugi 767,4 juta ringgit Malaysia pada kuartal I-2021.

Baca juga: Karyawan Garuda Mau Temui Jokowi Minta Perusahaan Diselamatkan

Kerugian tersebut lebih rendah bila dibandingkan dengan peruode yang sama tahun lalu yang mencapai 803,8 juta ringgit Malaysia.

Sebelumnya, AirAsia telah sempat mengumpulkan dana senilai 336 juta ringgit Malaysia melalui penempatan saham swasta di awal tahun ini. Perusahaan tersebut pun kini tengah dalam pembiacaraan dengan lembaga keuangan setempat untuk bisa mendapatkan pendanaan tambahan. Perusahaan juga berencana untuk melakukan restrukturisasi atas pengaturan sewa pesawat mereka.

Di sisi lain, perusahaan juga sedang berdiskusi dengan calon mitra yang dapat berinvestasi di segmen tertentu dari bisnis korporasi tersebut.

"Melalui berbagai upaya pendanaan yang sedang dilakukan oleh grup, Perusahaan memandang akan memiliki likuiditas yang cukup untuk menjalankan usaha," tulis AirAsia dalam keterangan mereka.

AirAsia bukanlah satu-satunya perusahaan yang mengalami kesulitan di tengan pandemi Covid-19. Industri maskapai merupakan salah satu industri yang paling terdampak pandemi selama kebijakan larangan penerbangan dijalankan untuk menekan angka penularan virus.

Baca juga: Mulai 18 Mei Bagasi Maskapai AirAsia Tidak Gratis Lagi, Ini Tarifnya

Di Indonesia sendiri, dua maskapai, yakni Sriwijaya Air dan Garuda Indonesia tengah melakukan pengurangan karyawan dengan skema penawaran resign dan pensiun dini.

Sriwijaya Air secara resmi memberikan tawaran kepada para pegawainya untuk resign atau mengundurkan diri secara sukarela. Kebijakan ini diambil dengan mempertimbangkan kondisi perusahaan yang saat ini mengalami likuiditas semakin menurun akibat wabah virus Covid-19 berkepanjangan.

Sementara PT Garuda Indonesia (Persero) menawarkan program pensiun dini kepada para karyawannya. Perusahaan penerbangan pelat merah ini menyebut keputusan diambil untuk kembali menyehatkan perusahaan.

Baca juga: Kini AirAsia Rambah Bisnis Produk Kecantikan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Forbes
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com