Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Di Hadapan Mentan SYL, Pusri Paparkan Rencana Bangun Pabrik Pupuk Baru

Kompas.com - 29/05/2021, 14:12 WIB
Imalay Naomi Lasono,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Sebagai salah satu upaya untuk mendorong program ketahanan pangan, PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri) membangun pabrik baru di Palembang.

Pembangunan tersebut juga dilakukan untuk menggantikan pabrik Pusri III dan IV yang sudah berusia 47 tahun sehingga dinilai sudah tidak efisien dan harus ada revitalisasi pabrik.

Direktur Utama PT Pusri, Tri Wahyudi Saleh menyampaikan bahwa revitalisasi pabrik dilakukan agar pupuk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik.

"Dengan semakin baik produksi pupuk dan serangkaian program yang dilakukan untuk ketahanan pangan, diharapkan dapat membantu petani mencapai hasil yang optimal serta meningkatkan kesejahteraan petani,” jelas Tri dihadapan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL).

Hal tersebut dikatakan Tri saat mendampingi Mentan SYL bersama jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) melihat langsung kesiapan Pusri untuk memenuhi pupuk subsidi nasional tersebut, Jumat (28/5/2021).

Di hadapan Mentan, ia juga mengatakan, Pusri berkewajiban menyalurakan 230.000 ton pupuk urea dan pupuk Nitrogen Fosfor Kalium (NPK) bersubsidi ke 17 kabupaten dan kota di Sumatera Selatan (Sumsel) pada 2021.

“Terkait kebutuhan petani, Pusri menyediakan pupuk nonsubsidi. Hal ini sejalan dengan kapasitas produksi perusahaan yang harus memenuhi kebutuhan wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) karena ditetapkan sebagai daerah penyangga pangan nasional dalam program food estate,” tambah Tri.

Sementara itu, Mentan Syahrul Yasin Limpo berharap perencanaan kebutuhan pupuk melalui rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) yang sudah mengalami validisasi berjenjang tidak mengalami keterlambatan distribusi di lapangan.

Tidak hanya itu, Mentan berharap pula penyaluran pupuk dapat berjalan tepat waktu pada lini satu provinsi, lini dua di kabupaten, dan lini tiga di kecamatan.

“Selama ini pengawasan distribusi pupuk subsidi menggunakan kode industri. Nantinya, model pengawasan akan dikembangkan dengan menggunakan barcode sehingga jalurnya jelas dan akan terus disempurnakan,” tambahnya.

Permintaan pupuk subsidi, lanjut Syahrul, mencapai 24 juta ton. Maka dari itu, Kementerian Pertanian (Kementan) dan Pusri berusaha untuk tetap memenuhi permintaan itu, walau kemampuan negara baru bisa memenuhi 9 juta ton.

“Oleh karena itu, tidak semua harus menggunakan pupuk subsidi. Pemerintah sudah menyediakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dapat dimanfaatkan sebagai pembiayaan usaha tani dan digunakan untuk keperluan pupuk,” ungkapnya.

Sebagai informasi, pada 2020, nilai Non Performing Loan (NPL) atau kredit macet KUR di sektor pertanian hanya 0.6 persen dari total nilai pinjaman KUR. Hal ini menegaskan bahwa pengembalian dana pinjaman KUR cukup sehat bagi sektor perbankan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com