Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
AM Lilik Agung
Trainer bisnis

Mitra Pengelola GALERIHC, lembaga pengembangan SDM. Beralamat di lilik@galerihc.com.

Robohnya Ritel Kami

Kompas.com - 30/05/2021, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MAJALAH SWA melakukan survei dengan tema besar, “Cara berbelanja di masa pandemi”. Survei mengambil sampel April-Mei 2020. Itu adalah periode awal mula pandemi menerjang Indonesia dan terjadi pembatasan ketat semua pergerakan manusia. Kehidupan nyaris berhenti.

Bagaimana hasil survei itu?

Tersua data sebagai berikut. Orang berbelanja melalui daring (online) sebanyak 6,9%, datang langsung dan daring 41%, serta datang langsung 52,1%.

Alhasil di tengah pandemi yang mencekam, tetap saja mayoritas konsumen berbelanja langsung ke pusat perbelanjaan (minimarket, supermarket, hypermarket).

Belum ada survei susulan setahun setelah pandemi menimpa Indonesia. Namun melihat pergerakan manusia yang mirip dengan sebelum pandemi, kemungkinan besar yang berbelanja lewat daring stabil.

Sementara gabungan antara datang langsung dan daring turun drastis, berubah menjadi datang langsung.

Mereka yang tutup

Hari-hari ini berita di media dipenuhi dengan warta tentang tutupnya berbagai jaringan ritel. Matahari dan Ramayana yang sempoyongan selama 2020 kembali menutup beberapa gerainya pada kuartal pertama 2021.

Baca juga: Ketika Ratusan Pegawai Ramayana Depok Terkena Gelombang PHK Imbas Covid-19

Centro mengibarkan bendera putih dan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 17 Mei 2021 menyatakan pailit. Giant sudah bukan raksasa lagi karena mulai Juli 2021 akan menutup seluruh gerainya.

Baca juga: Centro Resmi Dinyatakan Pailit

Baca juga: Sejarah Giant, Raksasa Ritel yang Akan Menutup Gerainya Juli 2021

Berbasis pada aneka berita buruk yang dialami bisnis ritel, kemudian publik menghakimi bahwa era berbelanja langsung tamat. Eranya berganti belanja daring.

Pendapat yang masuk akal karena lokapasar (marketplace) seperti Tokopedia, Lazada, Blibli, Shopee sedang menikmati pertumbuhan fantastis.

Namun pendapat tersebut layak digugat melihat data hasil survei yang dilakukan SWA. Lokapasar bukan yang meruntuhkan bisnis ritel. Pandemi-lah yang memukul telak bisnis ritel sehingga ia sempoyongan tersungkur di pinggir ring.

Faktor lain, salah satunya belanja daring, menjadi pelengkap penderita pingsannya bisnis ritel.

Perubahan konsep

Konsep pusat perbelanjaan dahulu dengan sekarang berbeda. Pada masa lalu -selaras dengan namanya- pusat perbelanjaan merupakan tempat orang berbelanja.

Faktor yang lain hanyalah penambah saja. Alhasil pada pusat perbelanjaan itu yang menguasai ruangan adalah toko serba ada (department store), supermarket ataupun hypermarket. Rumus sederhananya, pusat perbelanjaan adalah orang berbelanja ditambah titik-titik.

Hari ini rumusnya terbalik. Pusat perbelanjaan adalah titik-titik ditambah orang berbelanja. Titik-titik ini bahkan banyak yang tidak terhubung dengan konsep tentang pusat perbelanjaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com