KOMPASIANA----Tantrum atau emosi yang ditandai dengan menangis kencang hingga melempar barang kerap kali terjadi pada anak balita.
Tantrum merupakan hal yang normal dan biasanya terjadi karena anak memiliki keterbatasan untuk mengekspresikan perasaannya.
Saat tantrum terjadi pada anak, orangtua sering dilanda rasa bingung dan keadaan panik.
Namun, yang perlu diingat ialah saat anak tantrum ushakan orangtua tetap tenang dan hindari untuk memarahi anak.
Tantrum pada anak tidak boleh dibiarkan dan orangtua perlu memahami pola tantrum yang dialami oleh anak.
Berikut 3 konten di Kompasiana terkait cara mengatasi anak tantrum.
1. Perlukah Heran Melihat Balita yang Tantrum?
Mengatasi anak tantrum bukanlah perkaha mudah. Apalagi jika itu terjadi di tempat umum, rasa malu dan perasaan simpati yang datang dari orang lain yang melihat kerap kali membuat orangtua risau.
Tak jarang, saat tantrum semakin menjadi, orangtua justu menanganinya dengan cara yang kurang tepat, seperti halnya menuruti keinginan anak.
Dono Baswardono, seorang pakar parenting menyebutkan bahwa memberikan keinginan anak yang sedang tantrum justru akan membuat anak mengulangi cara tersebut di kemudian hari.
Jika terus dibiarkan, hal tersebut bisa menjadi kebiasaan buruk. (Baca Selengkapnya)
2. Aku dan Emosiku: Seni Mendampingi Anak Tantrum
Menghadapi anak yang sering menangis akibat keinginannya tidak dipenuhi memang membutuhkan kesabaran yang lebih dari biasanya.
Akan tetapi, banyak orangtua yang merasa kerepotan menangani anak mereka dikarenakan orangtua belum benar-benar mengenali dan memahami karakteristik perkembangan masa anak-anak awal.
Maka, amatlah wajar apabila kita menemukan anak tantrum karena keinginannya tidak terpenuhi.