Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Nasib Maskapai Penerbangan Indonesia di Tengah Pandemi

Kompas.com - 31/05/2021, 05:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Itu sebabnya sudah ada dan terdengar sayup sayup sampai akan berdirinya atau didirikannya perusahaan maskapai penerbangan “baru” yang akan beroperasi di dalam negeri.

Baca juga: Mengenal Rusdi Kirana, Sosok yang Disebut Suntik Dana Hampir Rp 1 Triliun ke Super Air Jet

Intinya adalah potensi dari peluang yang ada hanya tersedia bagi sebuah maskapai penerbangan baru yang sehat.

Peluang yang tidak mungkin dapat diraih oleh maskapai penerbangan yang sudah terlanjur besar, apalagi yang tengah bermasalah. Penyebabnya sederhana sekali, bahwa perusahaan penerbangan yang sudah terlanjur besar posturnya dengan kondisi pasar yang menurun menjadi sangat kecil, maka apapun yang dikerjakan tidak akan dapat menutupi “ongkos” perusahaan bila hanya mengandalkan dari porsi keuntungan yang mungkin dapat di peroleh.

Tidak demikian halnya bila muncul sebuah maskapai penerbangan baru yang skala dan postur serta struktur perusahaannya sesuai dengan tuntutan pasar yang tersedia.

Persoalannya adalah untuk me-reset atau me-reboot sebuah maskapai penerbangan, apalagi yang sudah terlanjur besar dalam arti memiliki pesawat yang banyak serta kru dan karyawan yang ratusan bahkan ribuan jumlahnya, tidaklah semudah me-reset atau me-reboot sebuah handphone atau laptop misalnya.

Semoga proses vaksinasi yang tengah berjalan dan upaya bersama dalam menanggulangi pandemic covid 19 dapat segera berhasil, sehingga nasib maskapai penerbangan di Indonesia dapat segera membaik kembali.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com