Namun apapun itu, harus dicoba untuk dibahas bersama. Karena manfaatnya akan terasa lebih mudah dalam mengelola semua pemasukkan ketika sudah berkeluarga. Apakah keuangan akan digabung atau tidak.
“Selain itu, jadi lebih mudah memprediksi tujuan keuangan rumah tangga ke depannya,” kata Rista.
Baca juga: ASN Boleh Cuti Selama Periode Larangan Mudik bila Hamil, Sakit, atau Menikah
3. Pola anggaran keuangan keluarga
Tanyakan juga kepada pasangan, bagaimana pola pengaturan keuangan keluarga setelah menikah, siapa yang akan jadi bendaharanya, dan sistemnya akan seperti apa.
Pasalnya, sudah pasti pola pengaturan anggaran rumah tangga berbeda sekali ketika saat masih lajang. Serta, masing-masing juga punya caranya sendiri dalam mengelola uang.
“Makanya penting untuk dibahas agar tercapai kesepakatan dengan keduanya,” tegas Rista.
4. Utang piutang
Kamu juga harus memastikan secara persis, apa dia punya utang atau tidak. Jika iya, tanyakan berapa besar jumlah utang yang dimilikinya.
Meskipun kamu tidak bertanggung jawab secara hukum atas utang tersebut, paling tidak kamu harus tahu apakah nantinya penghasilan pasangan akan tetap untuk bayar utang tersebut, atau dia akan giat mencari tambahan lain untuk membayar utang.
Menurut Rista, banyak pasangan yang tidak membahas utang sebelum menikah, akhirnya marah dan merasa terjebak ketika sudah menikah.
Baca juga: Investasi untuk Dana Menikah? Kenapa Tidak
5. Menanggung biaya keluarga atau tidak
Di media sosial, sering terdengar dengan istilah sandwich generation atau generasi sandwich. Rista mengibaratkan hal ini seperti income-nya satu tapi membiayai banyak dapur.
Hal ini juga perlu dibahas. Karena, tidak jarang juga masalah pembagian harta untuk orang tua atau keluarga bisa memicu pertengkaran nantinya.
Jadi, bahas secara santai dengan pasangan, bagaimana pembagian budget yang tepat untuk keluarga.
6. Tujuan keuangan