Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teten Dorong Korporatisasi bagi Petani, Apa Manfaatnya ?

Kompas.com - 31/05/2021, 07:58 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkapkan, untuk memaksimalkan produksi hasil pertanian, pembentukan korporatisasi petani perlu dilakukan. Melalui model bisnis ini, petani akan lebih mudah memperoleh akses, baik pembiayaan maupun pasar.

"Dari petani-petani perorangan berskala sempit, kemudian dikoperasikan agar masuk skala ekonomi dan model bisnis," ungkap Teten melalui siaran pers, dikutip Senin (31/5/2021).

Saat berkunjungan  ke Agribusiness and Technology Park (ATP) di kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Teten mengungkapkan korporatisasi petani juga dapat meningkatkan kualitas panen. Yakni, melakukan produksi dengan menggunakan bibit-bibit unggul dari hasil riset.

Baca juga: Teten Masduki: Inovasi Gula Cair Bisa Atasi Defisit Gula 3 Juta Ton

Teten mengungkapkan, dengan hasil pertanian yang unggul, maka terbuka lebar peluang untuk ekspor. Sehingga, ketergantungan akan produk impor bisa diminimalisir.

"Korporatisasi petani juga upaya dalam peningkatan ekspor. Selain itu, substitusi produk komoditas pertanian yang impor akan didorong untuk mengurangi ketergantungan pada produk yang tidak bisa diproduksi dalam negeri," jelas Teten.

Teten berharap, dengan keikutseraan petani membangun korporatisasi petani, maka produk-produk yang dihasilkan dapat mensuplai pasar dengan stabil, baik kualitasnya maupun juga kapasitas produksinya.

Di sisi lain, Syahrul mengungkapkan sinergi antara Kementan dan KemenkopUKM bersama perguruan tinggi akan bekerjasama dalam mengembangkan hulu hingga hilir sektor pertanian.

Nantinya, KemenkopUKM bertugas dalam pembentukan kelembagaan dan off-farm, sedangkan Kementan akan melakukan budidaya dan peningkatan produktivitas, serta perguruan tinggi akan mengkoordinir budidaya tersebut baik hulu maupun hilir.

“Saya nanti akan main di budidaya dan produktivitasnya. Sehingga, nanti akan ada varietas-varietas tertentu apalagi untuk ekspor yang kita bedahi dari hulu sampai hilir. Dengan teknologi pertanian yang maju atau menjawab kondisi kekinian,” ujar Syahrul.

Baca juga: Erick Thohir: Kesejahteraan Petani Harus Ditunjang dengan Kegiatan Bisnis yang Profesional

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah 'Ambles', Pemerintah Sebut Masih Lebih Baik dari Ringgit dan Yuan

Rupiah "Ambles", Pemerintah Sebut Masih Lebih Baik dari Ringgit dan Yuan

Whats New
Perkuat Struktur Pendanaan, KB Bank Terima Fasilitas Pinjaman 300 Juta Dollar AS Dari Korea Development Bank

Perkuat Struktur Pendanaan, KB Bank Terima Fasilitas Pinjaman 300 Juta Dollar AS Dari Korea Development Bank

BrandzView
Menko Airlangga Sebut Indonesia Belum Selesai Hadapi 'Global Shock'

Menko Airlangga Sebut Indonesia Belum Selesai Hadapi "Global Shock"

Whats New
Sanksi Menanti Perusahaan yang Tak Bayar THR Karyawan

Sanksi Menanti Perusahaan yang Tak Bayar THR Karyawan

Whats New
Relaksasi WFH untuk ASN Dinilai Tak Pengaruhi Arus Balik Lebaran

Relaksasi WFH untuk ASN Dinilai Tak Pengaruhi Arus Balik Lebaran

Whats New
Kemenaker Terima 1.475 Aduan Masalah THR, Paling Banyak terkait THR Tidak Dibayar

Kemenaker Terima 1.475 Aduan Masalah THR, Paling Banyak terkait THR Tidak Dibayar

Whats New
Menteri PUPR: Pemindahan ASN ke IKN Setelah Upacara 17 Agustus

Menteri PUPR: Pemindahan ASN ke IKN Setelah Upacara 17 Agustus

Whats New
IHSG Ambles, BEI: Tensi Geopolitik Pengaruhi Pergerakan Indeks

IHSG Ambles, BEI: Tensi Geopolitik Pengaruhi Pergerakan Indeks

Whats New
Ekonomi Indonesia Dinilai Cukup Kuat Redam Dampak Potensi Konflik Pascaserangan Iran

Ekonomi Indonesia Dinilai Cukup Kuat Redam Dampak Potensi Konflik Pascaserangan Iran

Whats New
Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 16 April 2024

Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 16 April 2024

Spend Smart
'Skenario' Konflik Iran dan Israel yang Bakal Pengaruhi Harga Minyak Dunia

"Skenario" Konflik Iran dan Israel yang Bakal Pengaruhi Harga Minyak Dunia

Whats New
Ekonomi China Tumbuh 5,3 Persen pada Kuartal I-2024

Ekonomi China Tumbuh 5,3 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Resmi Melantai di BEI, Saham MHKI Ambles 9,3 Persen

Resmi Melantai di BEI, Saham MHKI Ambles 9,3 Persen

Whats New
Harga Bahan Pokok Selasa 16 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Selasa 16 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com