Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Waspadai Lonjakan Harga Minyak Dunia

Kompas.com - 31/05/2021, 13:38 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mewaspadai fluktuasi harga minyak mentah dunia.

Pasalnya, harga minyak mentah dunia akan berpengaruh pada tingkat inflasi dan besarnya subsidi energi yang diberikan pemerintah. Besarnya subsidi energi ini mempengaruhi postur APBN tahun 2022.

"Pemerintah sependapat dengan pandangan para anggota dewan bahwa kewaspadaan harus tetap tinggi. Harga yang meningkat dari minyak dapat menjadi risiko bagi besarnya subsidi energi yang dapat mempengaruhi postur APBN juga," kata Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna Tanggapan Pemerintah terhadap Pandangan Fraksi atas KEM PPKF, Senin (31/5/2021).

Baca juga: Diskon PPnBM 100 Persen Untuk Avanza dkk Berakhir Hari Ini, Besok Berlaku 50 Persen

Kendati demikian, harga minyak mentah juga berdampak positif bagi Indonesia, khususnya dalam penerimaan migas yang tercantum di APBN. Dampak positif ini terjadi ketika arah pergerakan harga minyak mentah dunia meningkat.

Namun, dinamika naik turun harga minyak saat ini sangat dipengaruhi oleh pandemi Covid-19 di beberapa negara, khususnya produsen penghasil minyak mentah dunia.

Begitu pula dengan faktor perubahan iklim yang mempengaruhi iklim usaha di bidang minyak dan gas.

"Jadi ini semua harus menjadi perhatian kita dalam melaksanakan rancangan APBN 2022," ungkap Sri Mulyani.

Di sisi lain, harga minyak mentah akan dipengaruhi oleh pesatnya pengembangan dan penggunaan energi alternatif yang mendukung green recovery dalam jangka menengah hingga panjang.

"Perlu diwaspadai dan diantisipasi terkait dengan penggunaan energi alternatif. Perubahan dari tensi geopolitik dunia harus kita waspadai di bidang energi," tandas Sri Mulyani.

Baca juga: Update Jadwal Resmi Pendaftaran CPNS dan PPPK 2021 di sscasn.bkn.go.id

Sebagai informasi, pemerintah memasang asumsi harga minyak mentah (ICP) sebesar 55-65 dollar AS per barel untuk menyusun RAPBN tahun 2022.

Sri Mulyani menyebut, asumsi harga minyak sudah mempertimbangkan berbagai hal, termasuk asumsi Covid-19 masih dapat dikendalikan, dan asumsi fungsi intermediasi perbankan dapat dipulihkan yang didukung dengan kebijakan moneter Bank Indonesia.

Adapun asumsi dasar lainnya adalah lifting minyak bumi antara 686.000 -726.000 barel per hari, dan lifting gas sebesar 1.03 juta sampai 1.10 juta barel per hari..

Kemudian, asumsi inflasi di kisaran 2,0 persen - 4,0 persen, tingkat suku bunga Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun antara 6,32 persen - 7,27 persen, dan nilai tukar rupiah Rp 13.900 - Rp 15.000 per dollar AS.

Baca juga: Sri Mulyani Beberkan Strategi 4K di Hadapan DPR

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com