Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendag: Produk-produk Lokal Indonesia Itu Keren

Kompas.com - 31/05/2021, 15:10 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi mengatakan, produk-produk lokal buatan Indonesia memiliki kualitas yang bagus.

Sebab menurut dia, produk Indonesia saat ini diciptakan bukan lagi hanya sebatas diproduksi, tetapi juga sudah memperhatikan sisi kualitasnya.

"Jadi kalau ditanya mengapa produk Indonesia itu harus kita pakai, karena produk-produk lokal Indonesia itu keren, bukan hanya sebatas dibuat tapi kuliatasnya juga bagus," ujar Mendag dalam diskusi online Bangga dengan Belanja Barang Buatan Indonesia yang disiarkan secara virtual, Senin (31/5/2021).

Salah satu produk lokal yang dinilai punya kulitas bagus yakni produk Wardah. Saat ini kata Mendag, produk Wardah perkembangannya sangat pesat bahkan bisa bersaing dengan merek terkenal dari luar negeri.

Baca juga: Simak Alur Seleksi CPNS 2021, Mulai dari Buat Akun di sscasn.bkn.go.id

Dia menilai, Wardah masih bisa bertahan lantaran memiliki formula yang jitu dalam meramu bisnis.

"Walaupun harga murah tapi kualitasnya sama dengan kualitas produk luar dan ternyata itu yang menjadi formula jitu yang bisa mengalahkan produk luar negeri," ungkap dia.

Mendag juga berharap para pdengusaha lokal bisa mengikuti contoh atau langkah yang dilakukan oleh Wardah.

"Ini menunjukkan Indonesia bisa, Indonesia keren karena bisa berkompetensi dengan para kompetitor yang lain," ungkap dia.

Baca juga: Besok Cair, Segini Besaran Gaji Ke-13 yang Bakal Diterima PNS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com