Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisi VI DPR Bakal Panggil Erick Thohir Bahas Opsi Penyelamatan Garuda Indonesia

Kompas.com - 31/05/2021, 17:33 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rendahnya tingkat penerbangan akibat pandemi Covid-19 yang berkepanjangan membuat PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) Tbk kesulitan untuk bisa bertahan. Komisi VI DPR RI pun bakal memanggil Menteri BUMN Erick Thohir untuk membahas opsi penyelamatan maskapai pelat merah itu.

Anggota Komisi VI DPR Andre Rosiade mengatakan, Kementerian BUMN belum mengajak secara resmi lembaga legislatif tersebut pembicaraan terkait opsi penyelamatan Garuda Indonesia. Ia memastikan pekan ini akan membahasnya dengan Erick.

"Kami akan bicara, panggil Pak Menteri BUMN untuk jelaskan opsi-opsinya. Kamis (3/6/2021), minggu ini akan ada rapat dan kami akan tanyakan opsi yang mau dipilih pemerintah sebagai solusi terbaik itu apa," ungkapnya kepada Kompas.com, Senin (31/5/2021).

Baca juga: Terlilit Utang Rp 70 Triliun, Apa Saja Strategi Garuda Indonesia untuk Bertahan?

Kesulitan Garuda Indonesia saat ini tercermin dari penawaran pensiun dini yang ditawarkan perseroan kepada karyawannya. Hal itu seiring dengan utang perseroan yang kini mencapai Rp 70 triliun dan diperkirakan bertambah Rp 1 triliun tiap bulannya.

Andre mengatakan, banyak permasalahan di tubuh BUMN penerbangan itu yang perlu segera dibenahi. Oleh sebab itu, diharapkan peran aktif pemerintah untuk melakukan penyelamatan bagi Garuda Indonesia.

Ia mengakui, kondisi industri penerbangan saat ini memang terpuruk akibat pandemi. Tetapi menurutnya, Komisi VI berharap Indonesia tetap memiliki maskapai penerbangan nasional atau national flag carrier.

"Ini harus di cari solusinya, bagaimana pun juga Indonesia harus punya national flag carrier. Apakah nanti kita pailitkan Garuda lalu bentuk perusahaan baru untuk jadi national flag carrier atau Garuda ini harus kita pertahankan, nah ini yang kita belum tahu," jelas dia.

Baca juga: Pensiun Dini Garuda, Berapa Besaran Kompensasi yang Diterima Karyawan?

Andre mengatakan, seperti pada dokumen yang tersebar terkait 4 opsi penyelamatan Garuda Indonesia yang tengah dikaji Kementerian BUMN, ada beberapa negara yang memutuskan untuk mempertahankan maskapai penerbangan nasionalnya, seperti Singapore Airlines.

Pemerintah negara tersebut memberikan pinjaman atau suntikan ekuitas kepada maskapai penerbangannya untuk bisa bertahan. Andre berharap opsi ini bisa menjadi pilihan, namun ia memastikan menunggu pernyataan pemerintah terkait putusan cara menyelamatkan Garuda Indonesia.

"Seperti Singapore Airlines yang juga dalam kondisi sulit, namun pemerintah negara tersebut memberikan bantuan atau suntikan modal. Tapi yah secara resmi akan kami tanyakan opsi apa yang diambil pemerintah di rapat nanti dengan Menteri BUMN," kata Andre.

Baca juga: Karyawan Garuda Mau Temui Jokowi Minta Perusahaan Diselamatkan

Adapun 4 opsi penanganan Garuda Indonesia yang beredar meliputi pertama yakni pemerintah terus mendukung Graruda Indonesia dengan memberikan pinjaman atau suntikan ekuitas. 

Kedua, menggunakan hukum perlindungan kebangkrutan untuk merestrukturisasi Garuda Indonesia.

Ketiga, merestrukturisasi Garuda Indonesia dan mendirikan perusahaan maskapai nasional baru.

Keempat, Garuda Indonesia dilikuidasi dan sektor swasta dibiarkan mengisi kekosongan.

Baca juga: Kemenaker Minta Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air Hindari PHK Karyawan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com