Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MenkopUKM Lepas Ekspor Briket Tempurung Kelapa Ke Timur Tengah

Kompas.com - 31/05/2021, 19:55 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

MAKASAR, KOMPAS.com - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki melepas ekspor briket tempurung kelapa ke Arab Saudi dan Jordania dari Makassar, Sulawesi Selatan sebanyak tiga kontainer melalui CV Coconut Internasional Indonesia senilai 35.000 dollar AS atau Rp 497 juta (Kurs Rp 14.200) per kontainer.

"Ekspor briket ini harus didukung dari sisi pembiayaan dan pendampingan agar volumenya terus meningkat," kata Teten melalui siaran pers Senin, (31/5/2021).

Baca juga: Kemenkop UKM Gandeng Grab dan VIDA Dorong 200.000 UMKM Masuk ke Digital

Teten mengatakan, ekspor briket merupakan salah satu potensi ekspor UMKM karena pasarnya ada di seluruh dunia.

Ia menjelaskan, briket sangat potensial jika tiap daerah bisa fokus pada produk-produk unggulan UMKM yang hendak dikembangkan.

"Jika tiap daerah bisa melakukan identifikasi produk unggulan dan secara serius melakukan pendampingan bagi tiap UMKM, ekspor akan meningkat," ungkap Teten.

Sementara itu, pemilik CV Coconut Internasional Indonesia, Asriani mengatakan, permintaan ekspor briket ke Timur Tengah mencapai 10-20 kontainer per bulan.

Akan tetapi, perusahaan hanya bisa memenuhi 3-5 kontainer per bulan karena terkendala modal kerja.

Baca juga: UMKM Sarang Walet Keluhkan Sulitnya Ekspor ke China, Ini Kata Kementan

"Kami sebenarnya bisa meningkatkan produksi 5 kali lipat, kapasitas mesin bisa memproduksi hingga 2 kontainer per hari. Akan tetapi, kami belum bisa mewujudkannya karena modal usaha terbatas," kata Asriani.

Asriani mengatakan, perusahaan mendapatkan bahan baku briket tempurung kelapa dari 15 kelompok tani.

Tiap kelompok tani beranggotakan 15 orang petani.

Teten mengungkkapkan, untuk mendorong ekspor UMKM sinergi semua pihak diperlukan mulai dari perbankan melalui Himbara, Pemda, BUMN, dan pemerintah pusat.

Saat ini, ekspor UMKM masih 14 persen dari volume ekspor nasional dan ditargetkan mencapai 17 persen pada 2024.

Baca juga: Indonesia Amankan Akses Pasar Ekspor Singkong di Eropa

Guna meningkatkan ekspor, Teten terus berupaya mempersiapkan ekosistem yang mendukung UMKM go global.

Mulai dari pembinaan UMKM lewat pendampingan model inkubasi, pendampingan secara profesional dari produksi, kurasi sampai dapat sertifikasi yang dibutuhkan di negara tujuan ekspor.

Teten juga mendorong perbankan menyalurkan pembiayaan bagi UMKM dengan porsi yang lebih besar.

Saat ini, penyaluran kredit dari perbankan kepada UMKM baru mencapai 19,8 persen.

Jumlah ini masih sangat rendah dari porsi kredit ideal 30 persen kepada UMKM.

Baca juga: Tangguh Hadapi Dampak Pandemi, Waketum Kadin: Tren Ekspor Indonesia Positif

Teten mengharapkan perbankan dapat mengubah pendekatan penyaluran kredit dari pendekatan aset ke cashflow.

"Bank harus berubah, untuk menyalurkan kredit jangan lagi hanya mengutamakan pendekatan aset lihat juga track record cashflow. Buat apa aset banyak kalau cashflow rendah," ungkap Teten.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com