Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Work from Bali, Gaya Hidup Pengembara Digital, dan Kesiapan Destinasi

Kompas.com - 01/06/2021, 12:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Frangky Selamat

SUATU malam di sebuah pusat oleh-oleh terbesar di Bali, seorang pemuda menatap layar televisi, menyimak serius pemberitaan rencana kunjungan menparekraf ke Bali.

Kurang dari satu bulan kemudian tersiar berita Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno akan berkantor di Bali untuk mengawal langsung pemulihan sektor pariwisata di sana.

"Berkantor di Bali paling tidak sebulan sekali beberapa hari, ini berkantor bener ya, bukan berkunjung, tapi berkantor," kata dia dalam keterangan tertulis seperti diberitakan Kompas.com (24/1/2021).

Baca juga: ASN Bekerja dari Bali, Apakah Boleh Bawa Keluarga?

Pak menteri berharap mampu melihat secara langsung kondisi pariwisata di Bali yang menjadi gantungan hidup 80 persen masyarakat di sana.

Empat hari kemudian, dalam siaran pers tertulis menparekraf mengajak para pengusaha dan kalangan profesional untuk bekerja sambil berwisata di Bali.

Gaungnya belum terasa, sampai pada Mei 2021 Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenkomarves) mencanangkan work from Bali bagi para aparatur sipil negara (ASN).

Adapun Kemenkomarves membawahi Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Pertanian dan Kementerian Investasi.

Inisiasi ini tentu disambut antusias para pelaku wisata di Bali walau sejumlah pengamat mempertanyakan kebijakan yang dianggap memboroskan anggaran dan kenapa tidak mempercepat program vaksinasi.

Faktor pendorong
Jauh sebelum pandemi terjadi dan seruan work from Bali untuk membantu pemulihan pariwisata, work from everywhere telah terjadi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+