"Shell memang sedang berproses untuk mencari pengganti sampai akhir tahun ini. Chevron pun demikian. Hal yang biasa dalam dunia usaha," kata Julius kepada Kontan.co.id, Selasa (1/6/2021).
Julius menambahkan dengan proses yang masih berlangsung maka pencarian mitra menjadi urusan business to business antara perusahaan migas. Proses ini juga dinilai memang memakan waktu.
Selain itu, dalam situasi ini Julius memastikan pemerintah tak bisa melakukan intervensi pada proses b to b yang sedang berlangsung.
Baca juga: Ekspor Non-Migas Maret 2021 Capai 17,45 Miliar, Mendag: Ini Tertinggi dalam Sejarah
Sementara itu, Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro menilai niatan ConocoPhillips dan investor migas lainnya untuk hengkang perlu menjadi perhatian pemerintah.
"Bagaimanapun pelaku dalam negeri seperti Pertamina memerlukan mitra. Mitra yang paling baik tentu para KKKS yang berpengalaman di Indonesia. Salah satunya seperti ConocoPhillips," kata Komaidi kepada Kontan.co.id, Selasa (1/6/2021).
Komaidi menambahkan, dengan kondisi ini maka perlu ada introspeksi dari pemerintah mengenai penyebab perginya KKKS satu per satu dari Indonesia.
Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Investor hulu migas ramai-ramai hengkang dari pengelolaan blok migas tanah air
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.