JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, Garuda Indonesia akan fokus pada penerbangan domestik, bukan internasional. Hal ini sebagai imbas dari kondisi keuangan maskapai pelat merah itu yang tengah terpuruk.
Selain Garuda Indonesia, Erick juga akan mendorong anak usahanya yakni Citilink untuk mulai melupakan bisnis penerbangan internasional.
"Jadi salah satu yang kami fokuskan ke depan, Garuda dan Citilink akan fokus kepada domestik market, bukan internasional market," ujar Erick dalam konferensi pers di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (2/6/2021).
Baca juga: Erick Thohir Bakal Pangkas Jumlah Komisaris Garuda Indonesia untuk Efisiensi
Ia mengatakan, fokus bisnis ini sudah dibicarakan langsung dengan direksi Garuda sejak jauh hari, bahkan sebelum pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Terlebih di masa kini ketika sudah sangat terimbas pandemi.
"Ini sudah dibicarakan di bulan November-Januari, bahkan sebelum Covid-19 kepada direksi Garuda, kami sudah bilang fokus domestik," imbuhnya.
Menurut Erick, selain sebagai upaya untuk meringankan beban finansial perusahaan, fokus pada penerbangan domestik juga didasari oleh data kepariwisataan nasional. Ia bilang, total wisatawan sebelum masa pandemi mayoritas atau 78 persen merupakan turis domestik.
Kegiatan ekonomi dari turis domestik itu bahkan menghasilkan nilai Rp 1.400 triliun. Sementara porsi dari turis asing hanya 22 persen dengan nilai ekonominya sebesar Rp 300 triliun.
"Kalau kita berbisnis, yah jelas ini marketnya (domestik), bukan yang itu marketnya (luar negeri), terlebih kita negara kepulauan," ujarnya.
Ia menjelaskan, Indonesia sebagai negara kepulauan, memang cukup menguntungkan bagi industri penerbangan dalam negeri, sebab salah satu akses perjalanan antar pulau adalah penerbangan.
Baca juga: Komisaris Garuda Peter Gontha Minta Gajinya Ditangguhkan
Kondisi ini tentu berbeda dengan negara seperti Singapura, Qatar, dan Uni Emirat Arab yang bukan kepulauan sehingga sulit mendorong penerbangan domestiknya. Maka, potensi ini yang perlu dimanfaatkan Garuda Indonesia.
"Harapannya ada, karena kita negara kepulauan, dan domestik market kita kuat. Kita beda dengan mereka (negara-negara bukan kepulauan), mau terbang kemana mereka, tapi kalau kita punya potensi, cuma harus perbaiki bisnis model pasca pandemi," jelas dia.
Terkait empat opsi atau langkah dalam upaya menyehatkan kembali keuangan Garuda Indonesia akibat pandemi Covid-19, Erick bilang, salah satu opsi yang akan dilakukan adalah bernegosiasi kembali dengan lessor atau pihak pemberi sewa pesawat Garuda Indonesia.
"Nah kita harus negosiasi ulang dan ini yang sedang dijajaki, opsi satu, dua, tiga, dan empat. Ahamdullilah, selalu ada jalan keluar," kata Erick.
Baca juga: Ini 4 Opsi Penyelamatan Garuda Indonesia, Disuntik Dana hingga Dilikuidasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.